Jakarta, Pintu News – Pemerintah Venezuela baru-baru ini memperluas pembatasan internet dengan memblokir akses ke Binance, bursa crypto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan.
Langkah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas crypto lokal yang semakin bergantung pada mata uang digital untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.
Pembatasan ini terjadi setelah larangan sebelumnya terhadap X (Twitter) akibat perseteruan publik antara Presiden Nicolás Maduro dan pemilik X, Elon Musk.
Menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh X, perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menyediakan akses ke platform webnya bagi pengguna di Venezuela. Hal ini terjadi di tengah laporan bahwa berbagai situs web, termasuk media sosial, menghadapi pembatasan akses di negara tersebut.
Meskipun situasi ini tidak menyenangkan, Binance meyakinkan penggunanya bahwa dana mereka aman dan perusahaan sedang bekerja keras untuk mengatasi masalah ini. Namun, banyak pengguna yang mulai beralih ke layanan VPN untuk mempertahankan akses mereka ke platform. Berdasarkan temuan dari BeInCrypto, pembatasan saat ini hanya memengaruhi platform web, sementara aplikasi seluler Binance masih berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Kenaikan Inflasi AS: Apakah Akan Mengganggu Rencana Pemotongan Suku Bunga oleh The Fed?
Ernesto Contreras, mantan Kepala Pengembangan Bisnis di Dash Core Group dan tokoh terkemuka di komunitas crypto Venezuela, menyarankan pengguna untuk tidak panik. Dia menyarankan agar mereka menggunakan VPN dengan lokasi di luar AS dan mulai mempertimbangkan opsi penyimpanan mandiri untuk aset digital mereka.
Larangan ini muncul di tengah meningkatnya ketergantungan warga Venezuela pada mata uang digital sebagai upaya untuk mempertahankan nilai aset mereka di tengah hiper-inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut.
Penggunaan cryptocurrency di Venezuela telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, memberikan jalan keluar bagi mereka yang ingin melindungi kekayaan mereka dari dampak ekonomi yang menghancurkan.
Di samping itu, pelarangan X (Twitter) di Venezuela juga memperkeruh suasana. Larangan ini terjadi setelah pemilu presiden yang diperdebatkan bulan lalu, di mana ketegangan meningkat ketika Elon Musk menyebut Maduro sebagai “diktator” dan “badut,” sementara Maduro menuduh Musk menghasut “kebencian, fasisme, dan perang saudara.”
Baca Juga: Prediksi Siklus Pasar Crypto: BTC Bakal Sentuh $175.000, Ini Analisa dari Caleb Franzen!
Sebagai tanggapan, Maduro menandatangani dekrit yang memerintahkan regulator telekomunikasi Venezuela, Conatel, untuk memblokir X selama sepuluh hari, memberikan waktu bagi platform untuk merespons.
Dengan adanya pembatasan ini, pengguna crypto di Venezuela harus lebih berhati-hati dan mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk melindungi aset digital mereka. Penggunaan VPN mungkin menjadi solusi sementara, namun pengguna juga didorong untuk belajar tentang penyimpanan mandiri (self-custody) dan cara mengamankan frasa pemulihan mereka.
Bagi banyak orang di Venezuela, cryptocurrency bukan hanya sekedar investasi, tetapi juga alat penting untuk bertahan hidup di tengah krisis ekonomi yang parah. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk tetap waspada dan proaktif dalam menghadapi pembatasan pemerintah yang semakin ketat.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi