Cardano Kehilangan Tempat di 10 Besar Kripto: Apakah Tron Jadi Penyebabnya?

Updated
August 20, 2024
Gambar Cardano Kehilangan Tempat di 10 Besar Kripto: Apakah Tron Jadi Penyebabnya?

Jakarta, Pintu News – Cardano , yang pernah menjadi salah satu pemain dominan dalam pasar kripto, kini menghadapi tantangan berat. Sejak puncaknya pada September 2021, di mana ADA mencapai harga tertinggi $3 (Rp46.563), token ini telah turun drastis hingga 90%. Penurunan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor: apakah pengenalan smart contracts pada jaringan Cardano melalui hard fork Alonzo yang menyebabkan penurunan nilai ADA?

Smart Contracts: Berkah atau Malapetaka bagi ADA?

Pada saat Alonzo hard fork diaktifkan pada tahun 2021, diharapkan akan membawa Cardano ke tingkat yang lebih tinggi dengan memungkinkan pengembang untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan bersaing dengan Ethereum. Namun, setelah aktivasi smart contract, nilai ADA justru mulai menurun tajam. Pengamat dari Atomic Wallet mencatat bahwa meskipun ekosistem Cardano berkembang dengan total nilai terkunci (TVL) di DeFi mencapai Rp2,7 triliun, ini masih sangat kecil dibandingkan dengan pesaing seperti Ethereum dan Binance Smart Chain.

Meskipun optimisme masih ada di kalangan beberapa trader, kenyataannya adalah bahwa penurunan harga ini, yang diperparah oleh musim dingin kripto tahun 2022, membuat banyak investor yang membeli pada puncak pasar sekarang merugi besar. Meski demikian, fase pembangunan Cardano berlanjut ke tahap Voltaire, yang diharapkan membawa desentralisasi penuh pada tata kelola jaringan.

Baca Juga: 4 Kripto Teratas untuk Dibeli Menjelang Bull Run 2024: Bintang Crypto yang Bersinar!

Cardano Keluar dari 10 Besar: Tron Mengambil Alih

Tak hanya mengalami penurunan harga, Cardano juga kehilangan tempatnya di 10 besar kripto berdasarkan kapitalisasi pasar. Menurut CoinMarketCap, Cardano turun sekitar 3% dalam tujuh hari terakhir, membuatnya tergeser ke peringkat 11, di belakang Tron . Dengan kapitalisasi pasar Tron mencapai Rp186 triliun, Tron telah menggantikan Cardano yang memiliki kapitalisasi Rp184 triliun.

Koreksi pasar yang luas, yang dipimpin oleh penurunan Bitcoin, berkontribusi pada penurunan posisi Cardano. Dengan Bitcoin turun 11% dalam 30 hari terakhir, dampaknya terasa di seluruh pasar kripto. Indeks Crypto Fear & Greed juga menunjukkan bahwa sentimen investor masih dalam zona “Fear,” menandakan keengganan risiko di kalangan investor.

Tantangan Cardano: Apakah Ada Harapan untuk Bangkit?

Cardano sering kali disebut sebagai “jaringan hantu” karena jumlah alamat aktif yang relatif sedikit dibandingkan dengan Ethereum dan Tron. Menurut data DefiLlama, hanya ada 23.807 alamat aktif di jaringan Cardano, jauh di bawah 350.000 di Ethereum dan 1,9 juta di Tron. Selain itu, total nilai terkunci (TVL) di Cardano hanya Rp2,7 triliun, yang kurang dari 1% dari pangsa pasar DeFi global.

Meskipun Cardano menghadapi tantangan besar, masih ada harapan bahwa langkah selanjutnya dalam pengembangan, terutama melalui fase Voltaire, dapat membawa kebangkitan. Fase ini diharapkan membawa lebih banyak utilitas bagi ADA melalui desentralisasi tata kelola dan pembiayaan proyek-proyek baru. Namun, apakah ini cukup untuk mengembalikan Cardano ke 10 besar kripto masih menjadi pertanyaan yang harus dijawab oleh waktu.

Baca Juga: Hamster Kombat (HMSTR) Siap Diperdagangkan di OKX: Peluang Investasi Menarik!

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->