Jakarta, Pintu News – Di ratusan bursa kripto di seluruh dunia, baik yang tersentralisasi maupun yang terdesentralisasi, mata uang kripto senilai miliaran dolar beredar setiap harinya.
Dengan transaksi dan volume perdagangan yang sangat besar, pencucian uang telah menjadi perhatian utama bagi para pengguna dan investor. Salah satu insiden tersebut telah membawa gugatan pencucian uang CZ ke dalam sorotan karena tiga orang menuduh bursa tersebut menyimpan dana mereka.
Lebih penting lagi, bursa Binance telah dianggap sebagai kerajaan pencucian kripto selama pengajuan gugatan.
Dilansir dari Coingape, tiga penggugat, Philip Martin, T.F. (Natalie) Tang, dan Yatin Khanna, telah mengajukan gugatan hukum di Distrik Barat Washington, Seattle, terhadap Binance Exchange dan Changpeng Zhao, mantan CEO bursa tersebut.
Baca juga: Menindak Keras ATM Kripto Ilegal, Pemerintah Jerman Sita Rp435 Miliar!
Para penggugat telah membawa ini ke pengadilan atas kegagalan bursa untuk mencegah pencucian uang.
Keluhan Gugatan Binance diajukan pada 16 Agustus 2024 setelah tidak berhasil memulihkan dana yang dicuri dari bursa. Sesuai dengan pengaduan, bursa tersebut dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya sebagai Bisnis Layanan Uang. Hal ini menyebabkan kegagalan bursa untuk mematuhi program Anti Pencucian Uang sesuai dengan Undang-Undang Kerahasiaan Bank.
Penggugat mempertanyakan aturan KYC bursa dan melakukan pelanggaran untuk mendapatkan keuntungan di pasar AS.
Selain itu, para korban menuduh Binance menyimpan dana yang dicuri di bursa itu sendiri karena para pencuri berusaha untuk menghapus koneksi antara aset-aset tersebut dan buku besar agar tidak dapat dilacak.
Pencurian atau pencucian kripto tanpa jejak hanya mungkin terjadi jika bursa itu sendiri yang menjadi aktor jahat, kata penggugat. Para korban menyebut Binance sebagai faktor di balik pencucian uang ini, melanggar Undang-Undang Racketeer Influenced and Corrupt Organizations (RICO).
Namun, ini bukan pertama kalinya gugatan pencucian uang Binance di pengadilan. Tahun lalu, mereka mengaku bersalah atas pencucian uang, dan CZ Zhao dijatuhi hukuman 4 bulan penjara.
Selain itu, ia mengundurkan diri dari jabatan CEO Binance dan membayar denda sebesar $4,3 miliar. Namun, banyak tuduhan serupa yang ditujukan kepada bursa dan CZ.
Gugatan Pencucian Uang Binance mengungkapkan pengabaian bursa terhadap undang-undang dan peraturan wajib. Akibatnya, ini telah menjadi pusat atau magnet bagi para penjahat.
Baca juga: Melangkah Maju dari Amerika, Brasil Kembali Menyetujui ETF Solana yang Kedua!
Sesuai dengan pengajuan, Binance telah dianggap sebagai kerajaan pencucian kripto karena Binance.com menawarkan layanan kepada teroris atau pelaku kejahatan lainnya, yang melengkapi mereka dengan peluang untuk menjadi pencuci kripto dan pencuri dana karena mereka dapat menyimpan hasil curian mereka di bursa.
Berdasarkan tuduhan ini, Binance.com juga telah dianggap sebagai pendorong untuk orang-orang seperti itu. Lebih penting lagi, pengajuan gugatan Binance mencatat bahwa bursa tersebut memungkinkan para penjahat untuk mentransfer dana dari bursa Binance ke Binance.com.
Transfer ini membuat mereka bersih dan tidak lagi terkait dengan aset asli, yang dapat dilacak.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: