Jakarta, Pintu News – Menurut laporan data dari Triple.A, Asia kini memimpin kepemilikan kripto secara global, dengan tambahan 58,6 juta pemilik kripto hanya dalam satu tahun. Saat ini, benua Asia menjadi rumah bagi lebih dari 326,8 juta pemegang kripto, meningkat 21,8% dibandingkan tahun 2023. Lonjakan signifikan ini menunjukkan bahwa Asia menjadi kawasan utama dalam dunia kripto, melampaui wilayah lain dalam hal jumlah pemegang aset digital.
Total kepemilikan kripto global mencapai 562 juta, yang mewakili 6,8% dari populasi dunia. Di antara angka tersebut, Asia menyumbang lebih dari setengahnya, dengan 326,8 juta pengguna kripto.
Dalam kawasan Asia, Uni Emirat Arab (UEA) memimpin kepemilikan kripto dengan indeks sebesar 25,3%, diikuti oleh Singapura sebesar 24,4%, Thailand sebesar 17,6%, Vietnam sebesar 17,4%, dan Arab Saudi sebesar 15%. Malaysia dan Hong Kong mencatat kepemilikan sebesar 14,3%, sementara Indonesia mencapai 13,9%, dan Korea Selatan 13,6%. Data ini menegaskan bahwa negara-negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah memiliki ketertarikan yang besar terhadap aset digital.
Selain itu, Asia Timur menjadi wilayah yang paling banyak menerima nilai transaksi kripto global antara Juli 2023 hingga Juni 2024, dengan total nilai mencapai lebih dari Rp6.064 triliun. Hal ini semakin memperkuat posisi Asia Timur sebagai pusat utama aktivitas kripto.
Baca Juga: Bitcoin Prediksi Melonjak 400% Mengungguli Emas pada 2025, Apakah Ini Momen Terbaik?
Hong Kong menunjukkan lonjakan terbesar dalam aktivitas kripto di Asia Timur. Meskipun terjadi pengetatan regulasi kripto di daratan Tiongkok, Hong Kong tetap mempertahankan penerimaan dan kepemimpinan di dunia kripto. Pada tahun 2024, Hong Kong naik ke peringkat ke-30 dalam Indeks Adopsi Kripto Global, setelah sebelumnya berada di posisi ke-47 pada 2023.
Peningkatan signifikan sebesar 86% dalam nilai transaksi kripto di Hong Kong tahun ini didorong oleh upaya pemerintah yang memberikan kejelasan regulasi di sektor kripto. Sejak meluncurkan dukungan kebijakan terhadap aset digital pada tahun 2022, Hong Kong telah menetapkan persyaratan lisensi untuk bursa kripto pada Juni 2023 dan juga meluncurkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang langsung berinvestasi pada token kripto. Saat ini, Hong Kong juga tengah bekerja pada regulasi stablecoin.
Sementara itu, Korea Selatan menjadi negara dengan nilai transaksi kripto terbesar di Asia Timur, mencapai lebih dari Rp1.970 triliun antara Juli 2023 hingga Juni 2024. Ketidakpercayaan terhadap sistem mata uang tradisional telah mendorong peningkatan penggunaan kripto di negara ini. Selain itu, banyak investor yang membeli kripto mengikuti jejak perusahaan besar seperti Samsung yang telah mulai menggunakan teknologi blockchain dalam operasionalnya.
Asia kini menegaskan diri sebagai pusat kepemilikan dan aktivitas kripto global dengan pertumbuhan yang luar biasa. Lonjakan 21,8% dalam kepemilikan kripto di kawasan ini memperlihatkan potensi besar Asia dalam mengembangkan dan memimpin tren masa depan di dunia kripto. Dengan dukungan regulasi yang lebih jelas di Hong Kong dan adopsi teknologi blockchain oleh korporasi besar di Korea Selatan, Asia siap menjadi kekuatan dominan di pasar kripto dunia.
Baca Juga: Para Whale Dogecoin Kumpulkan 400 Juta DOGE, Harga DOGE Siap Meledak September 2024?
Pintu kini telah hadir dalam versi web trading crypto. Daftar akun & login Pintu untuk memanfaatkan fitur trading terlengkap, likuiditas tinggi, dan biaya trading terendah. Cek kurs BTC/IDR, ETH/IDR, SOL/IDR dan aset crypto lainnya secara mudah di Pintu Pro Web.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: