Jakarta, Pintu News – Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 18 Desember 2024, menurunkan batas atas menjadi 4,50%. Langkah ini biasanya dianggap bullish bagi pasar kripto. Namun, reaksi pasar malah cenderung negatif dengan harga kripto utama turun 4% dalam 24 jam terakhir. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pemangkasan suku bunga biasanya memberi sinyal kebijakan moneter yang lebih longgar, yang dapat mendorong aset berisiko seperti cryptocurrency. Namun, proyeksi The Fed untuk inflasi yang lebih tinggi pada 2025 dan rencana hanya dua kali pemotongan suku bunga tahun depan membatasi optimisme investor.
Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS November menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 2,7% secara tahunan, sempat mendorong Bitcoin mencapai rekor harga tertinggi di $108.000 (Rp1,75 miliar). Namun, antusiasme ini memudar ketika kekhawatiran makroekonomi, seperti defisit anggaran AS sebesar $2 triliun dan beban bunga utang $1,2 triliun, kembali mencuat.
Sejumlah analis bahkan menilai bahwa inflasi yang lebih tinggi dapat menjadi strategi pemerintah AS untuk mengurangi beban utang melalui “penggelembungan” nilai. Namun, strategi ini dapat menyebabkan kerugian besar di sektor keuangan lainnya.
Baca Juga: Bonk Terjun Bebas! Kapitalisasi Pasar Turun Rp29 Triliun dalam Sebulan (19/12/24)
Menjelang liburan Natal, pasar menunjukkan kecenderungan netral hingga bearish. Likuiditas yang rendah selama liburan dapat meningkatkan volatilitas. Meski demikian, pasar crypto telah menunjukkan ketahanan sepanjang tahun ini meski dihantam inflasi tinggi dan suku bunga ketat.
Faktor kunci yang tetap menopang pasar adalah adopsi institusional dan regulasi. Misalnya, ETF Bitcoin kini melampaui total aset ETF emas. Di samping itu, beberapa ETF crypto tambahan diprediksi akan mendapat persetujuan pada 2025, serta kebijakan pro-crypto seperti regulasi ramah Trump dapat menjadi katalis positif.
Di sisi lain, dolar AS yang melemah akibat suku bunga rendah dapat menjadi dukungan bagi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sebagai aset alternatif. Namun, tekanan inflasi yang diproyeksikan dapat terus membebani sentimen investor.
Meskipun pemangkasan suku bunga seharusnya bullish, pasar kripto tetap dalam mode “tunggu dan lihat.” Reaksi selanjutnya akan bergantung pada indikator ekonomi tambahan dan kebijakan bank sentral pada awal 2025. Jika The Fed menyesuaikan pendekatannya terhadap inflasi, Bitcoin dan pasar kripto mungkin akan mendapatkan momentum baru.
Baca Juga: 5 Crypto yang Berpotensi Melejit Hingga Rp15 Juta Sebelum Natal: Investasi Menjanjikan!
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: