Chainlink (LINK) Alami Penurunan 15%: Peluang atau Risiko? (4/2/25)

Di-update
February 4, 2025
Gambar Chainlink (LINK) Alami Penurunan 15%: Peluang atau Risiko? (4/2/25)

Jakarta, Pintu News – Harga Chainlink mengalami penurunan lebih dari 15% dalam 24 jam terakhir, mencerminkan kondisi pasar crypto yang sedang bergejolak. Penurunan ini terjadi setelah gelombang likuidasi besar-besaran yang turut mendorong harga Bitcoin turun di bawah Rp1,63 miliar (USD 100.000). Meskipun mengalami koreksi, LINK tetap bertahan di atas level support Rp326.160 (USD 20), memicu diskusi di kalangan investor mengenai potensi pembelian atau risiko penurunan lebih lanjut.

Awal tahun 2025 menjadi periode yang menantang bagi Chainlink, dengan momentum harga yang lemah dan prediksi pasar yang bervariasi. Meskipun mengalami penurunan, para analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang LINK, mengacu pada indikator teknikal dan fundamental yang masih menunjukkan potensi pertumbuhan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga Chainlink ke depan adalah adopsi teknologi oleh penerbit stablecoin. Sebuah penerbit stablecoin dengan aset senilai Rp19,57 triliun (USD 1,2 miliar) kini mengintegrasikan layanan Chainlink, termasuk Price Feeds, Cross-Chain Interoperability Protocol (CCIP), dan Proof of Reserve.

Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam ekosistem stablecoin tersebut. Adli Takkal Bataille, salah satu pendiri perusahaan penerbit stablecoin, menekankan bahwa kemitraan ini dapat mempercepat adopsi stablecoin dan memungkinkan transaksi lintas rantai yang lebih aman. Langkah ini juga menegaskan peran Chainlink dalam pengembangan aset dunia nyata yang ter-tokenisasi dan keuangan institusional.

Baca Juga: Harga Ethereum (ETH) Anjlok 25%, Apakah Ada Peluang Rebound? (3/2/25)

Analisis Teknis dan Level Harga Penting

Saat ini, harga Chainlink berada di kisaran Rp341.580 (USD 20,93), mencoba pulih dari koreksi sebelumnya. Berdasarkan analisis teknikal, indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan nilai 47, menandakan kondisi pasar yang netral. Sementara itu, Moving Average Convergence Divergence (MACD) masih memperlihatkan tren bearish, dengan garis MACD berada di -0,98, di bawah garis sinyal -1,23.

Beberapa level harga penting yang harus diperhatikan mencakup resistensi di Rp407.700 (USD 25) dan Rp489.240 (USD 30). Jika harga LINK berhasil menembus level ini, maka ada kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Sebaliknya, level support kuat berada di Rp244.620 (USD 15). Jika harga turun di bawah angka ini, LINK berpotensi melemah hingga Rp195.690 (USD 12).

Kesimpulan

Penurunan harga Chainlink sebesar 15% menimbulkan berbagai spekulasi mengenai pergerakan selanjutnya. Meskipun indikator teknikal menunjukkan tanda-tanda kehati-hatian, faktor fundamental seperti kemitraan strategis dan adopsi institusional dapat menjadi pendorong pemulihan harga. Investor disarankan untuk mempertimbangkan kondisi pasar dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi dalam cryptocurrency ini.

Baca Juga: Harga Ripple (XRP) Anjlok, Akankah Naik Kembali? Analis Pantau Investor Ritel Bertahan (3/2/25)

Dapatkan juga pengalamanĀ web tradingĀ dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. KlikĀ Daftar PintuĀ jika kamu belum memiliki akun atau pilihĀ Pintu Login WebĀ jika sudah memiliki akun.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli BitcoinĀ dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->