
Jakarta, Pintu News – Perusahaan penerbit stablecoin USD Coin , Circle, tengah menjadi rebutan dua raksasa crypto—Coinbase dan Ripple —di tengah upayanya untuk melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana (IPO).
Meskipun Circle telah mengajukan dokumen IPO pada awal April 2025 dan membidik valuasi sebesar Rp82,1 triliun ($5 miliar), laporan dari Fortune mengungkap bahwa diskusi informal mengenai potensi penjualan perusahaan telah terjadi di balik layar.
Siapa yang akan menang: raksasa bursa publik Coinbase, atau Ripple dengan dukungan kuat dari ekosistemnya sendiri?

Circle telah secara resmi mengajukan niat untuk IPO sejak awal April, tetapi hingga kini belum menetapkan harga atau menggelar roadshow ke investor. Artinya, peluang untuk akuisisi masih terbuka sebelum Circle benar-benar menjadi perusahaan publik. Target valuasi sebesar Rp82,1 triliun ($5 miliar) menjadi titik tawar yang menarik bagi perusahaan besar yang ingin mengendalikan ekosistem stablecoin USDC.
Namun, laporan menunjukkan bahwa Circle sangat terbuka terhadap kemungkinan dijual, terutama kepada Coinbase yang memiliki hubungan historis sangat erat. “Jika Coinbase ingin membeli, Circle akan menjual tanpa pikir panjang,” ungkap seorang bankir kepada Fortune. Dengan ketidakpastian pasar IPO dan tingginya minat investor terhadap aset crypto, akuisisi bisa menjadi jalan pintas untuk ekspansi besar.
Baca juga: Robert Kiyosaki: “AS Akan Alami Krisis Mirip 1929!”, Downgrade Moody’s Jadi Awal Malapetaka?
Coinbase memiliki keunggulan unik dalam persaingan ini karena mereka turut menciptakan USDC bersama Circle pada 2018 lewat proyek bersama bernama Centre Consortium. Meskipun kemitraan itu resmi dibubarkan pada 2023, hubungan bisnis keduanya masih erat.
Coinbase bahkan masih memegang saham di Circle dan memperoleh 50% pendapatan dari cadangan USDC, kecuali jika dana tersebut disimpan di platform Coinbase—di mana mereka mengambil 100%.
Selain itu, Coinbase memiliki hak untuk memblokir kesepakatan baru yang ingin dibuat Circle terkait pendapatan dari USDC, serta sebagian kendali atas kekayaan intelektual Circle jika perusahaan itu bangkrut.
Salah satu sumber bahkan menyebut, “Saya merasa mereka itu seperti satu perusahaan saja.” Dengan cadangan kas sebesar Rp131,4 triliun ($8 miliar) dan status sebagai perusahaan publik yang baru saja bergabung dengan indeks S&P 500, Coinbase tampak sangat siap secara finansial untuk mengakuisisi Circle sepenuhnya.
Baca juga: Bitcoin (BTC) Kalahkan Harga Emas 1 Kg, MEXC dan JPMorgan: “Era Emas Digital Sudah Dimulai?”

Ripple (XRP), yang dikenal luas dalam sektor pembayaran lintas negara, juga dilaporkan menunjukkan minat untuk mengakuisisi Circle. Menurut sumber yang sama, Ripple menawarkan paket senilai Rp65,7 triliun–Rp82,1 triliun ($4–$5 miliar), terdiri dari kombinasi tunai dan aset crypto XRP. Namun, tawaran ini dikabarkan ditolak oleh Circle.
Meski begitu, langkah Ripple menandakan ambisi perusahaan untuk memperluas pengaruhnya di sektor stablecoin dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan integrasi teknologi blockchain dan stablecoin, Ripple bisa memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam solusi pembayaran digital. Namun, kekurangan akses terhadap dana publik seperti Coinbase membuat Ripple sedikit tertinggal dalam persaingan ini.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana kamu bisa beli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop kamu!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: