
Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin mengawali bulan baru dengan pergerakan yang cenderung datar. Sejak tanggal 1 Juni, BTC diperdagangkan dalam kisaran sempit, dengan titik terendah di $103.861 dan titik tertinggi di $105.820.
Meski sempat mencetak rekor tertinggi baru pada 22 Mei lalu, aksi ambil untung yang terjadi hanya bersifat ringan. Justru, pergerakan harga terbaru ini mengindikasikan bahwa Bitcoin mungkin sedang memasuki tahap akhir dari fase koreksi saat ini.
Dalam pasar yang didominasi oleh mata uang crypto utama ini, hanya ada sedikit faktor yang mampu menembus level resistensi penting.
Meskipun kenaikan harga mungkin tidak terjadi dengan cepat, kondisi saat ini menunjukkan bahwa koreksi besar kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Berikut penjelasannya.

Pada 3 Juni 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $105,409 atau setara dengan Rp1.714.499.077, mengalami kenaikan tipis 0,19% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, BTC sempat menyentuh level terendahnya di Rp1.691.187.059, dan harga tertingginya di Rp1.736.211.079.
Dilansir dari CoinMarketCap, kini kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar $2.09 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 24% menjadi $47.63 miliar.
Baca juga: Harga Ethereum Naik ke $2.600 Hari Ini (3/6/25): ETH Berpotensi Melonjak hingga $3.000?
Untuk mendukung pernyataan ini, laman CCN (2/6/25) meninjau metrik Realized HODL Ratio atau yang disingkat sebagai RHODL Ratio. Metrik ini mengukur distribusi kekayaan relatif antara pemegang Bitcoin jangka pendek dan jangka panjang.
Secara spesifik, metrik ini membandingkan nilai koin yang dipindahkan dalam satu minggu terakhir dengan nilai koin yang dipindahkan antara satu hingga dua tahun yang lalu.
Peningkatan RHODL Ratio biasanya mencerminkan meningkatnya aktivitas dari pelaku pasar baru. Dalam banyak kasus, hal ini mengindikasikan terbentuknya puncak harga lokal.
Sebaliknya, jika rasio ini menurun, hal tersebut menunjukkan dominasi pemegang jangka panjang, yang biasanya berkaitan dengan fase dasar harga atau akumulasi.

Berdasarkan data dari Glassnode, RHODL Ratio Bitcoin baru-baru ini turun menjadi 3.493.
Hal ini mengisyaratkan bahwa, meskipun Bitcoin sempat menyentuh rekor tertinggi baru-baru ini, harga saat ini kemungkinan belum mencapai puncak siklusnya. Dengan demikian, fase konsolidasi yang sedang berlangsung mungkin akan segera berakhir.
Sebagai bagian dari analisis ini, analis dari laman CCN juga meninjau metrik In/Out of the Money Around Price (IOMAP). Metrik ini membantu mengidentifikasi level support dan resistance utama dengan melihat volume koin yang berada dalam posisi untung atau rugi yang belum direalisasi.
Baca juga: Altseason & Golden Cross Terjadi: 4 Altcoin Ini Layak Dibeli Sebelum Meledak!
Secara umum, konsentrasi tinggi dari alamat yang berada dalam posisi untung di bawah harga saat ini menunjukkan adanya dukungan kuat. Sebaliknya, kumpulan pemegang yang merugi di atas harga sekarang mengindikasikan potensi tekanan jual atau resistance.
Berdasarkan data dari IntoTheBlock, Bitcoin saat ini memiliki support yang solid di kisaran $92.703 hingga $105.314 — area di mana sejumlah besar BTC telah diakumulasi.

Sebaliknya, volume koin yang dibeli di antara $105.425 dan $110.624 relatif lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, Bitcoin kemungkinan tidak akan menghadapi tekanan jual besar.
Dengan demikian, jika tekanan beli meningkat, harga Bitcoin bisa menembus batas atas $110.624 dan berpotensi mencetak rekor tertinggi baru.
Namun, para analis memperingatkan bahwa skenario bullish ini sangat bergantung pada keberhasilan menembus level teknikal penting.
CEO MN Capital dan trader terkenal Michaël van de Poppe baru-baru ini membagikan pandangannya di platform X, menyatakan bahwa BTC harus menembus di atas level $106.000 agar bisa bergerak lebih tinggi.
Jika breakout ini gagal, van de Poppe memperingatkan bahwa harga Bitcoin bisa mengalami penurunan dan kembali ke zona support $101.000, yang mungkin menjadi area koreksi terakhir.
Sejalan dengan van de Poppe, analis dari CryptoQuant Axel Adler Jr. juga memberikan pandangannya mengenai prospek Bitcoin. Menurutnya, penurunan cadangan BTC di bursa terpusat merupakan sinyal bullish, karena menunjukkan berkurangnya tekanan jual.
Namun, ia memperingatkan bahwa level cadangan saat ini masih cukup tinggi untuk menghambat tren kenaikan yang berkelanjutan. Artinya, jika sebagian besar BTC tidak segera dipindahkan dari bursa, risiko tekanan jual jangka pendek masih akan tetap ada.
Dari sudut pandang teknikal, grafik harian menunjukkan bahwa harga Bitcoin sedang berupaya menembus dinding suplai di level $107.743. Pada dua kesempatan sebelumnya sebelum mencetak rekor tertinggi, BTC sempat ditolak di level ini.
Baca juga: 5 Crypto AI yang Berpotensi Melejit 100x Juni 2025!
Namun kali ini, garis hijau pada indikator Supertrend berada di bawah harga saat ini. Seperti yang ditunjukkan oleh data IOMAP, ini menandakan adanya dukungan yang kuat di bawah harga tersebut.
Selain itu, Money Flow Index (MFI) kembali menunjukkan kenaikan, yang mengindikasikan bahwa pelaku pasar mulai melakukan aksi beli saat harga turun (buy the dip). Jika tren ini berlanjut, harga BTC kemungkinan akan tetap bergerak dalam kisaran tertentu untuk sementara waktu.

Namun, jika permintaan terhadap Bitcoin meningkat signifikan, harga berpotensi menembus resistance di atasnya. Jika breakout ini terkonfirmasi, area berikutnya yang menjadi target harga Bitcoin diperkirakan berada di sekitar $112.072.
Sebaliknya, jika para pembeli gagal mendorong harga BTC melewati level $107.743, skenario ini bisa saja tidak terealisasi.
Dalam kondisi tersebut, harga Bitcoin kemungkinan akan turun menuju area $92.219, yang merupakan level koreksi (pullback) di titik 0.236.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana kamu bisa beli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop kamu!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: