Google Cloud resmi mendukung pembayaran dengan menggunakan crypto. Informasi ini diumumkan lewat konferensi Cloud Next pada hari Selasa, 11 Oktober 2022 lalu
VP, General Manager, dan kepala platform di Google Cloud, Amit Zavery, juga memberikan rincian lebih lanjut dalam wawancaranya dengan CNBC. Berikut ulasan lengkapnya.
Mulai tahun 2023, pengguna Google Cloud tertentu akan dapat membayar layanan cloud computing melalui Coinbase Commerce. Zavery juga menyampaikan bahwa seiring berjalannya waktu, opsi tersebut akan diperluas ke berbagai pelanggan lain.
Dalam seubuah pernyataan, Google menyampaikan bahwa dengan diterapkannya integrasi Google Cloud dengan crypto ini, memungkinkan pedagang secara global menerima pembayaran cryptocurrency dengan cara yang terdesentralisasi. Tak hanya itu, pelanggan dan mitra Google Cloud juga akan mendapatkan keuntungan dari pengalaman baru mereka bertransaksi menggunakan crypto.
Thomas Kurian, CEO Google Cloud, mengatakan bahwa fokus perusahaan menjadikannya “tanpa hambatan bagi semua pelanggan untuk memanfaatkan skalabilitas, keandalan, keamanan, dan layanan data kami” sehingga klien dapat fokus pada inovasi di ruang cryptocurrency.
Dilansir dari Bitrates, aset crypto yang kemungkinan bisa digunakan sebagai alat pembayaran nantinya adalah Bitcoin, Ethereum, Bitcoin Cash, Dogecoin, Litecoin, USDCoin, USDT Tether, Shiba Inu, dan DAI.
Baca Juga: McDonald’s Mulai Menerima Pembayaran Bitcoin dan Tether di Swiss
Integrasi dengan Coinbase adalah salah satu yang terbaru dari upaya blockchain Google. Google Cloud sebelumnya telah bermitra dengan beberapa proyek blockchain lainnya beberapa waktu lalu, yaitu Ontology, Theta Network, dan BNB Chain Binance.
Google juga telah berinvestasi di berbagai startup blockchain. Dilansir dari Bitrates, perusahaan riset blockchain Block Data juga menemukan bahwa Google dan Alphabet berpartisipasi dalam beberapa putaran penggalangan dana industri crypto terbesar tahun lalu.
Pada tahun 2021, perusahaan mulai melonggarkan aturannya tentang periklanan yang terkait dengan cryptocurrency, yang merupakan tanda lain bahwa ia tampaknya terbuka untuk cryptocurrency dan blockchain.
Menurut Zavery, Google Cloud juga mempertimbangkan integrasi dengan perusahaan lain termasuk PayPal, yang memperkenalkan pembayaran crypto pada akhir 2020 lalu.
Tak hanya itu, Google juga telah merahasiakan tentang langkahnya mengenai ruang Web3. Ini berbanding terbalik dengan Facebook, yang mengubah nama mereknya menjadi Meta pada tahun lalu. Pada September 2022, Sky Mavis dan Google setuju untuk mengaktifkan Google Cloud untuk menjalankan node validator di jaringan Ronin.
Sky Mavis adalah tim di balik pembuatan Axie Infinity dan Ronin Network (Ethereum sidechain). Melalui partnership tersebut, Google dapat membantu meningkatkan keamanan sidechain dan memproses transaksi.
Widmann menambahkan bahwa developer Google sedang menciptakan “jembatan” yang akan memungkinkan interoperabilitas cross-chain. Ia juga mengatakan bahwa desentralisasi dan open-source development Google sama dengan nilai inti dalam kripto.
Referensi:
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.