
Jakarta, Pintu News – Teknologi sidechain menjadi perbincangan hangat di dunia cryptocurrency. Berawal dari konsep sederhana, kini sidechain menjadi solusi utama untuk mengatasi keterbatasan skalabilitas blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum . Beragam fitur inovatif ditawarkan, mulai dari biaya transaksi rendah, kecepatan konfirmasi, hingga privasi tingkat tinggi. Artikel ini mengulas peran penting sidechain serta tantangan dan peluangnya di masa depan.
Ketika Bitcoin (BTC) diluncurkan pada tahun 2009 dan Ethereum (ETH) menyusul di 2015, keduanya langsung menghadapi masalah skalabilitas. Setiap node wajib memproses semua transaksi, sehingga kecepatan blockchain terbatas hanya beberapa puluh transaksi per detik. Ketika adopsi global meningkat, biaya transaksi (gas fee) melonjak dan pengguna menuntut solusi baru tanpa mengorbankan keamanan utama jaringan.
Pada 2014, para peneliti memperkenalkan ide sidechain: sebuah blockchain sekunder yang terhubung ke mainchain lewat mekanisme dua arah (two-way peg). Di sinilah aset digital bisa berpindah dengan leluasa, memungkinkan pengujian fitur baru tanpa mengganggu konsensus utama. Sidechain dianggap sebagai sandbox yang aman untuk inovasi teknologi crypto dan dapat menjadi solusi praktis berbagai masalah blockchain.
Baca Juga: Rahasia Transformasi Ethereum – Seberapa Besar Dampaknya pada Harga Cryptocurrency?

Inti dari sidechain adalah jembatan (bridge) yang memindahkan aset antar jaringan. Ada tiga model populer: federated multisig, SPV (Simplified Payment Verification), dan light-client bridge. Setiap model memiliki tingkat desentralisasi dan kecepatan yang berbeda, contohnya Liquid Network memakai federasi, Polygon zkEVM mengandalkan relayer terdesentralisasi, dan PowPeg RSK menggabungkan federasi dan PoW.
Setiap sidechain memiliki konsensus sendiri. Banyak sidechain memakai Proof-of-Stake (PoS) untuk efisiensi energi, sementara yang lain mengadopsi Delegated PoS atau Byzantine Fault Tolerance (pBFT). Keunggulannya, inovasi bisa dilakukan tanpa mengubah aturan main pada blockchain utama, sehingga keamanan inti tetap terjaga.
Salah satu tantangan terbesar sidechain adalah menjaga keamanan tanpa mengorbankan kecepatan. Risiko serangan bisa datang dari sisi validator yang lebih sedikit, bug pada perangkat lunak bridge, atau potensi kolusi pada sistem federasi. Oleh karena itu, pengembang sering membatasi nilai total terkunci (TVL) selama tahap awal peluncuran dan rutin melakukan audit formal.
Secara umum, biaya transaksi di sidechain jauh lebih rendah dibandingkan blockchain utama, namun biaya transfer (terutama penarikan kembali ke mainchain) bisa melonjak saat jaringan utama sedang padat. Validator sidechain biasanya mendapatkan insentif dari token baru, sebagian biaya transaksi, atau bahkan rebate dari aset utama. Hal ini bisa menciptakan ekonomi paralel yang menarik minat investor crypto.
Rootstock (RSK) adalah sidechain untuk Bitcoin yang mendukung smart contract EVM dan memproses blok setiap 30 detik. Polygon PoS Chain untuk Ethereum dikenal dengan throughput tinggi hingga 7.000 TPS (transaksi per detik) dan nilai terkunci lebih dari Rp97,26 triliun (USD 6 miliar). Liquid Network dari Blockstream menyediakan transaksi Bitcoin berskala besar dengan konfirmasi cepat dan fitur privasi tinggi.
Gnosis Chain juga menghubungkan Ethereum dengan mekanisme light-client bridge dan konsensus xDai PoS. Jaringan-jaringan ini membuktikan bahwa sidechain mampu memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari DeFi, gaming, supply chain, hingga tokenisasi aset digital seperti stablecoin dan NFT.
Dari sisi pengguna, deposit ke sidechain dilakukan dengan mengunci aset di mainchain lalu menunggu konfirmasi. Setelah itu, token setara (wrapped token) diterbitkan di sidechain. Jika ingin menarik kembali, token di sidechain dibakar dan aset utama dilepaskan di mainchain. Proses ini secara kasat mata sederhana, namun di balik layar terjadi pertukaran pesan kriptografi yang kompleks.
Sidechain juga membuka peluang bagi pengembang blockchain untuk menguji fitur baru secara langsung tanpa risiko merusak mainchain. Alat pengembangan seperti Truffle, Hardhat, dan SDK Polygon membuat implementasi sidechain lebih mudah dan ramah bagi komunitas developer.
Sidechain menawarkan solusi revolusioner untuk masalah skalabilitas dan biaya di jaringan blockchain utama. Dengan desain yang fleksibel, sidechain mampu mendukung inovasi tanpa mengorbankan keamanan, bahkan menambah utilitas aset crypto utama seperti BTC dan ETH. Meski tantangan keamanan masih menjadi perhatian, adopsi sidechain akan terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan akan transaksi cepat, murah, dan aman di ekosistem cryptocurrency.
Baca Juga: Inilah Fakta Mengejutkan di Balik Altcoin: Apakah Benar Bisa Lebih Menguntungkan dari Bitcoin?
Itu dia informasi terkini seputar kripto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia kripto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading kripto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portofolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana Anda dapat membeli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop Anda!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: