Thailand dan Hungary Eksplor Teknologi Blockchain, Bagaimana Rencana Mereka?

Updated
November 1, 2022
Gambar Thailand dan Hungary Eksplor Teknologi Blockchain, Bagaimana Rencana Mereka?

Teknologi blockchain telah mendapatkan daya tarik baru-baru ini melalui munculnya cryptocurrency. Dengan meningkatnya popularitas aset crypto, teknologi blockchain pun semakin banyak digunakan untuk berbagai hal.

Baru-baru ini, Thailand dan Hungaria telah membuat perjanjian untuk bekerja sama dalam teknologi blockchain untuk memfasilitasi industri keuangan mereka. Seperti apa perjanjian yang dilakukan oleh kedua negara tersebut? Simak selengkapnya berikut ini!

Kerjasama Internasional Diperlukan Untuk Eksplorasi Blockchain

Kerjasama Internasional Diperlukan Untuk Eksplorasi Blockchain
news.bitcoin.com

Asosiasi teknologi keuangan untuk Thailand dan Hungaria telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) bilateral untuk mendukung pengenalan teknologi blockchain ke sektor keuangan masing-masing.

Dilansir dari CoinTelegraph, MOU yang ditandatangani oleh Thai Fintech Association (TFA) dan Hungarian Blockchain Coalition pada 25 Oktober 2022 berfokus pada bagaimana kedua asosiasi akan berbagi pengalaman, praktik terbaik, dan mengeksplorasi area yang bermanfaat untuk kerja sama langsung.

Hungarian Blockchain Coalition diciptakan bersama oleh Kementerian Inovasi dan Teknologi serta Pusat Pengetahuan Data dan Ekonomi Nasional pada Maret 2022, sementara Thai Fintech Association adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada 2016 dengan tujuan mewakili industri teknologi keuangan lokal termasuk pertukaran cryptocurrency.

Pakta tersebut muncul ketika bank sentral Thailand, bersama dengan beberapa bank komersial negara itu, terlibat dalam pengujian platform transaksi Central Bank Digital Currency (CBDC) lintas batas menggunakan teknologi buku besar terdistribusi pada bulan September 2022 lalu.

Sebelumnya, Bank of Thailand juga mengumumkan pada bulan Agustus bahwa mereka ingin memulai percontohan CBDC ritel pada akhir tahun 2022 dalam skala terbatas di sektor swasta di antara sekitar 10.000 pengguna. Percontohan ini akan menguji mata uang digital dengan menggunakan aktivitas seperti uang tunai, seperti membayar barang atau jasa.

Baca Juga: Bank Sentral India Umumkan Rencana CBDC Rupee Digital

Thailand Tempati Urutan Ke-8 Indeks Adopsi Crypto Global 2022

Presiden TFA, Chonladet Khemarattana, mengatakan bahwa e-commerce, pembayaran seluler, dan mata uang digital tumbuh pesat di Thailand dan bahwa kerja sama Internasional diperlukan untuk lebih mengembangkan teknologi keuangan lokal.

Sementara itu, ia juga mengklaim bahwa 20% holder crypto dunia berada di Thailand. Thailand merupakan negara yang menempati urutan kedelapan pada Indeks Adopsi Crypto Global 2022 yang dirilis pada bulan September 2022 oleh perusahaan analitik Chainalysis dan perusahaan pembayaran crypto TripleA.

Berikut ini adalah tabel top 10 indeks ranking Adopsi Crypto Global 2022 yang dirilis oleh Chainalysis:

indeks adopsi crypto global 2022
(Sumber: Blog Chainalysis)

Pada 4 Agustus 2022 lalu, regulator keuangan Thailand, Securities and Exchange Commission (SEC), telah menyetujui empat perusahaan crypto untuk mulai dioperasikan. Perusahaan tersebut termasuk Krungthai XSpring, Coindee, Leif Capital Asset Management, dan exchange crypto T-BOX Thailand. Namun, keempat perusahaan tersebut belum mulai beroperasi, karena ada regulasi masih perlu diperiksa.

Dilansir dari CoinTelegraph, Thailand saat ini sudah memiliki 21 operator aset digital yang telah ter-regulasi dari sembilan exchange, sembilan broker, dan tiga pengelola dana/fund managers.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->