
Jakarta, Pintu News – Persaingan antara dua bursa crypto raksasa, Coinbase dan Binance, kembali memanas setelah muncul tuduhan mengenai kebocoran informasi yang diduga dimanfaatkan untuk menjatuhkan lawan bisnis. Keduanya membantah keras telah melakukan serangan melalui media, menegaskan bahwa rumor tersebut tidak berdasar. Kasus ini menambah daftar panjang dinamika industri cryptocurrency global yang memang penuh kompetisi, rumor, dan ketegangan di antara para pelaku utamanya.
Awal kontroversi ini bermula ketika laporan Bloomberg mengangkat dugaan keterlibatan Binance dalam proyek stablecoin bernama USD1 yang dikaitkan dengan World Liberty Financial dan nama mantan Presiden AS, Donald Trump. Laporan itu menyebutkan bahwa dompet Binance menyimpan lebih dari $2 miliar (setara Rp32,5 triliun) dalam bentuk USD1, serta menyoroti upaya pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), yang dikabarkan sedang mengupayakan pengampunan presiden agar bisa kembali ke pasar Amerika Serikat.
Rumor makin berkembang di media sosial setelah beberapa influencer crypto menuding bahwa Coinbase mungkin menjadi sumber anonim Bloomberg dalam upaya menjatuhkan reputasi Binance di pasar Amerika. Tuduhan ini langsung dibantah oleh Paul Grewal, Chief Legal Officer Coinbase, yang menegaskan bahwa tuduhan tersebut adalah “murni misinformasi” dan menekankan bahwa Coinbase tidak menyerang kompetitor secara pribadi maupun institusi.
Baca Juga: Investasi Kripto Juli 2025: Aset yang Wajib Diperhatikan!
Ketegangan ini tak lepas dari rivalitas bisnis yang sudah berlangsung lama. Binance dikenal sebagai bursa crypto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan, sementara Coinbase mengukuhkan posisinya sebagai bursa yang paling patuh regulasi di Amerika Serikat. Coinbase membangun citra sebagai institusi yang fokus pada kepatuhan hukum, sementara Binance sempat tersandung sejumlah kasus regulasi namun tetap bertahan dan beroperasi secara global.
Isu kali ini menjadi semakin sensitif karena menyangkut kemungkinan kembalinya CZ ke pasar AS apabila mendapat pengampunan dari Presiden, yang dinilai sebagai ancaman langsung terhadap dominasi Coinbase. Banyak pihak menilai, persaingan antar dua raksasa crypto ini tidak hanya terjadi di level bisnis, namun juga merambah ke ranah politik dan opini publik.
Baik Coinbase maupun Binance telah mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah terlibat dalam “kampanye serangan terkoordinasi” melalui media. Coinbase menegaskan bahwa mereka menyambut baik semua pelaku usaha yang ingin mengembangkan pasar crypto secara sehat. Sementara itu, CZ dari Binance menyebut laporan Bloomberg sebagai “hit piece” atau artikel pesanan yang sarat kesalahan fakta, dan mengancam akan mengambil langkah hukum atas dugaan pencemaran nama baik.
Kasus ini juga menyoroti risiko reputasi yang sangat tinggi di industri cryptocurrency, terutama di tengah iklim politik Amerika Serikat yang sedang panas menjelang pemilu. Banyak analis menilai, isu ini bisa berdampak pada kepercayaan publik dan investor terhadap transparansi dan integritas para pemain besar di industri crypto.
Selain memicu perdebatan di antara penggemar crypto, kasus ini juga menunjukkan bagaimana persaingan antar bursa besar dapat memengaruhi opini pasar dan arah kebijakan industri ke depan. Nilai aset yang diperebutkan tidak main-main, misalnya dalam laporan disebutkan Binance mengelola USD1 stablecoin senilai lebih dari $2 miliar atau sekitar Rp32,5 triliun. Tak hanya itu, kasus ini memperlihatkan bahwa ekosistem cryptocurrency kini semakin rentan terhadap isu-isu politik dan regulasi global.
Regulasi yang ketat di Amerika Serikat membuat banyak bursa internasional harus menyesuaikan operasionalnya jika ingin bertahan di pasar terbesar dunia itu. Sementara itu, Coinbase terus berupaya menjaga reputasi dengan menjunjung tinggi prinsip transparansi, di saat Binance masih berkutat memulihkan kepercayaan usai serangkaian penyelesaian dengan otoritas AS.
Persaingan antara Coinbase dan Binance menegaskan bahwa dinamika industri crypto tidak hanya berkutat pada inovasi teknologi, tetapi juga pada manuver bisnis, politik, dan media. Kasus tuduhan kebocoran media ini memperlihatkan betapa sensitif dan kompleksnya hubungan antar pemain besar di pasar cryptocurrency, sekaligus menjadi pelajaran bagi pelaku dan investor agar selalu waspada terhadap informasi yang beredar.
Baca Juga: Terungkap! Masa Depan Bitcoin dan Pasar Kripto di Paruh Kedua 2025
Itu dia informasi terkini seputar kripto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia kripto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading kripto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portofolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana Anda dapat membeli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop Anda!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.