Sam Bankman-Fried atau yang sering disingkat dengan SBF merupakan salah satu pengusaha crypto yang sukses membangun perusahaannya di usia muda. Dengan kekayaan bersih mencapai hampir $17 miliar, Bankman-Fried masuk dalam salah satu daftar 100 orang terkaya di dunia di usianya yang baru saja menginjak 30 tahun pada tahun 2022 ini.
Bagaimana lulusan Massachusetts Institute of Technology ini mendapatkan begitu banyak pengaruh crypto hanya dalam waktu beberapa tahun? Simak informasi lengkap mengenai beberapa langkah yang SBM lalui dalam mempelajari dan mengembangkan industri crypto hingga saat ini.
Sebelum membahas pengaruh SBF di dunia crypto, mari kita lihat lebih dekat awal karir dan peran SBF sebelum mendirikan salah satu perusahaan pertukaran crypto terkemuka di dunia yang bernama FTX.
SBF tercatat memulai karir profesionalnya sebagai seorang trader di Jane Street Capital setelah lulus dengan gelar di bidang fisika dari Massachusetts Institute of Technology pada tahun 2014 yang lalu.
Di Jane Street, ia mengkhususkan diri mengelola strategi perdagangan arbitrase yang berfokus pada dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Perdagangan arbitrase adalah tempat bagi para trader membeli aset di satu pasar dan langsung menjualnya dengan harga lebih tinggi di tempat lain untuk mengunci keuntungan bebas risiko.
Dia bekerja di Jane Street selama 3 tahun sebelum akhirnya mempelajari cryptocurrency pada akhir 2017. Pada saat itu, aset Bitcoin mendapatkan daya tarik yang besar dan diperdagangkan di sekitar harga $10.000 atau setara dengan Rp156,304,500 (kurs rupiah saat penulisan) pada bulan November 2017 lalu.
Pada saat itu, industri crypto masih tergolong baru dengan sangat minimnya infrastruktur trading crypto. Pembeli aset crypto lambat laun mulai membanjiri pasar yang mendorong beberapa perusahaan menyediakan platform untuk membeli dan menjual aset crypto.
Bankman-Fried segera mempelajari bahwa ruang lingkup arbitrase dalam crypto sangat besar dan membuat harga aset crypto diperjualkan dengan sangat tidak menentu. Hal ini kemudian berdampak pada kondisi pasar yang berjalan dengan sangat tidak efisien.
Ia kemudian mulai fokus melakukan perdagangan arbitrase Jepang dan melibatkan pembelian Bitcoin di Amerika Serikat lalu menjualnya di Jepang sehingga mampu mengantongi perbedaan harga hingga 10%.
Peluang yang diambil SBF ini disebut dengan istilah ākimchi premium.ā Keadaan ini menggambarkan bagaimana harga crypto lebih tinggi dalam won Korea dibandingkan dengan mata uang lainnya. Peluang arbitrase yang serupa pun ternyata muncul di Jepang, meskipun premi Jepang tidak setinggi Korea.
Setelah mendapatkan cukup banyak keuntungan, SBF kemudian mendirikan perusahaan perdagangan kuantitatif Alameda Research pada November 2017. Pada tahun 2022 ini Alameda Research dilaporkan telah menghasilkan keuntungan sebesar $3 juta hingga $4 juta per hari melalui biaya perdagangan harian aset digital.
Setelah itu, SBF membangun perusahaan FTX pada Mei 2019. Saat diluncurkan, bursa crypto tersebut dipasarkan dengan tagline ābuilt by traders, for tradersā.
Baca Juga: Mengenal Do Kwon, Sosok Penting di Balik Terra Luna
Nama FTX merupakan singkatan dari futures exchange karena pada awalnya SBF berniat membangun perusahaan tersebut dengan spesialisasi dalam bidang crypto futures trading.
Namun saat ini, FTX telah berkembang sangat pesat dan berurusan dengan berbagai fitur perdagangan crypto. Menurut data terbaru dari CoinMarketCap, FTX saat ini menjadi pertukaran crypto terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume perdagangan setelah Binance dan Coinbase.
Keberhasilan SBF membuatnya tergabung ke dalam anggota muda klub miliarder global. SBF bukan sekedar miliarder biasa. Dia telah lama tertarik pada konsep āeffective altruismā.
Ini merupakan sebuah gerakan yang menganjurkan penggunaan bukti dan alasan untuk mencari tahu bagaimana caranya memberi manfaat bagi orang lain sebanyak mungkin dan mengambil tindakan atas dasar itu.
Saat SBF pertama kali mempelajari crypto, dia menyadari bahwa dia memiliki peluang menghasilkan uang dalam jumlah besar dengan cepat yang memungkinkannya untuk berbagi sebanyak mungkin.
Pendiri FTX ini menjalani konsep hidup earning to give seperti salah satunya dengan upaya meningkatkan kesejahteraan hewan dan menyumbang donasi sebanyak mungkin untuk membuat perubahan. Selama ia bekerja selama lebih dari 3 tahun di Jane Street Capital, ia diberitakan telah menyumbangkan sekitar setengah gaji tahunannya. SBF dikenal sebagai seorang miliarder dunia yang menjalani gaya hidup sederhana dan minimalis.
Referensi: