
Jakarta, Pintu News – Nvidia dan Microsoft (NASDAQ: MSFT) sama-sama berinvestasi besar pada OpenAI, namun keduanya mengambil pendekatan yang berbeda. Langkah Nvidia berfokus pada mempertahankan posisi chip mereka sebagai pusat infrastruktur kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) sekaligus memperluas bisnisnya ke sisi perangkat lunak.
Sementara itu, investasi awal Microsoft memungkinkan perusahaan tersebut untuk mengintegrasikan model bahasa besar (LLM) milik OpenAI ke dalam layanan komputasi awan dan produk perangkat lunaknya.
Namun, pertanyaannya adalah: saham mana yang lebih layak dibeli setelah investasi mereka di OpenAI?

Dilansir dari Pintu Market, harga saham NVIDIA tertokenisasi dari xStock tengah mengalami kenaikan tipis 0,13%, dan di perdagangkan di sekitar Rp3.126.531 dalam waktu 24 jam. Berdasarkan chart yang ada, NVDAX sempat menyentuh titik terendahnya di Rp3.117.032 dan titik tertingginya di Rp3.141.054.
Saat penulisan, market cap NVIDIA mencapai Rp144,36 miliar dengan volume perdagangan harian yang berada di sekitar Rp98,3 miliar dalam waktu 24 jam terakhir.
Baca juga: Harga Ethereum Bertahan di $4.500 Hari Ini (6/10/25): Whale ETH Jual Gila-gilaan, Kenapa?

Rencana Nvidia untuk menanamkan investasi hingga $100 miliar ke OpenAI bukan sekadar langkah untuk membeli saham di perusahaan AI populer. Investasi ini sekaligus memberikan pendanaan bagi salah satu pemimpin dalam pembangunan infrastruktur AI — dana yang kemungkinan besar akan kembali ke Nvidia melalui pembelian atau penyewaan graphics processing unit (GPU) miliknya.
Dengan cara ini, Nvidia memperoleh pelanggan besar dan jangka panjang yang hampir pasti untuk produk chip-nya.
Langkah strategis ini memperkuat posisi Nvidia sebagai penyedia infrastruktur utama di industri AI. Meski pesaing seperti Advanced Micro Devices (AMD) dan Broadcom tengah berusaha menembus pasar chip AI, kolaborasi erat Nvidia dengan OpenAI membantu perusahaan mempertahankan dominasinya sebagai pemimpin pasar.
Kesepakatan tersebut juga memberi Nvidia peluang keuntungan dari bisnis perangkat lunak OpenAI. CEO Jensen Huang bahkan menyebut OpenAI berpotensi menjadi perusahaan bernilai triliunan dolar berikutnya di dunia.
Salah satu keuntungan yang sering diabaikan adalah kerja sama kedua perusahaan di tingkat chip, perangkat lunak, dan sistem. Kolaborasi tersebut memungkinkan Nvidia memperoleh wawasan awal mengenai kebutuhan komputasi model AI paling canggih, sehingga dapat merancang chip masa depan yang sesuai dengan beban kerja tersebut — memberi keunggulan tambahan bagi perusahaan.
Selain itu, Nvidia sudah memiliki berbagai keunggulan jauh sebelum investasi ini. Platform perangkat lunaknya, CUDA, yang diluncurkan pada 2006, telah menjadi standar bagi sebagian besar pengembang AI karena banyak kode dasar yang dibangun di atasnya. Sementara itu, teknologi NVLink memungkinkan GPU Nvidia bekerja layaknya satu unit besar.
Dengan OpenAI diperkirakan menjadi penggerak utama dalam belanja pusat data AI di tahun-tahun mendatang, Nvidia tampak berada di posisi terbaik untuk menjadi pemenang besar di era kecerdasan buatan.
Baca juga: Harga Dogecoin Alami Penurunan Hari Ini (6/10/25): Data Onchain DOGE Dorong Potensi Kenaikan

Investasi Microsoft di OpenAI mungkin lebih kecil secara nominal dibandingkan Nvidia, namun dampaknya sangat transformasional. Microsoft masuk lebih awal, tepat ketika ChatGPT mulai dikenal luas, dan langkah dini tersebut memberinya akses eksklusif terhadap model-model milik OpenAI.
Keunggulan tersebut menjadi titik balik penting karena membantu menjadikan Azure, layanan komputasi awan milik Microsoft, sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan perusahaan.
Kemitraan ini melahirkan Azure OpenAI Service, yang memungkinkan pelanggan korporat Microsoft memanfaatkan model AI tercanggih OpenAI melalui infrastruktur Azure. Akses eksklusif di tahap awal ini menarik banyak klien yang ingin menjalankan beban kerja AI mereka menggunakan teknologi OpenAI. Pertumbuhan Azure pun melonjak tajam — bahkan pada kuartal terakhir meningkat hingga 39%, meski sempat menghadapi keterbatasan kapasitas.
Microsoft juga mengintegrasikan teknologi OpenAI langsung ke dalam produk perangkat lunaknya melalui Copilot, asisten AI yang tertanam di berbagai aplikasi seperti Word, Excel, dan Outlook. Copilot dapat melakukan banyak hal — mulai dari merangkum dokumen secara otomatis hingga menjalankan kode Python di Excel hanya dengan perintah bahasa alami.
Intinya, Copilot dirancang untuk meningkatkan produktivitas karyawan, dan dengan harga $30 per pengguna per bulan, solusi ini menjadi cara efisien bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi kerja sekaligus menciptakan sumber pertumbuhan baru bagi Microsoft.
Keuntungan lain dari investasi Microsoft di OpenAI adalah akses dini terhadap teknologi terbaru OpenAI, yang mengurangi risiko dan biaya pengembangan internal. Dengan menjadi mitra pertama, Microsoft berhasil mengamankan status mitra utama (preferred partner) — posisi istimewa yang hingga kini belum dimiliki para pesaingnya.
Mengutip laporan The Motley Fool, Microsoft melakukan investasi yang lebih baik di OpenAI karena masuk lebih awal. Nilai investasinya kini meningkat jauh dibanding beberapa tahun lalu, dan kemitraan tersebut terbukti menjadi pendorong penting bagi pertumbuhan bisnis Microsoft sendiri.
Sementara itu, investasi Nvidia datang jauh lebih belakangan, namun memiliki dampak strategis besar. Langkah ini memastikan penjualan chip dalam jumlah besar sekaligus memperkuat posisinya sebagai tulang punggung infrastruktur AI global.
Selain itu, Nvidia juga mendapat peluang untuk menikmati potensi pertumbuhan OpenAI serta berkolaborasi langsung dalam pengembangan teknologi AI di masa depan.
Jika dinilai dari siapa yang mendapatkan kesepakatan terbaik dengan OpenAI, jawabannya adalah Microsoft. Namun, jika melihat dari prospek saham saat ini dan ke depan, Nvidia tampak berada di posisi yang lebih menguntungkan berkat peluang besar yang masih terbuka di sektor AI — peluang yang kini semakin diperkuat oleh investasinya di OpenAI.

Bayangkan kamu bisa beli saham perusahaan besar seperti Nvidia, Apple , dan Google dalam bentuk token hanya dengan modal belasan ribu rupiah. Kabar baiknya, kini kamu bisa melakukan jual/beli token saham AS tertokenisasi dari xStocks di Pintu.
Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, sekarang kamu dapat menikmati proses penyelesaian transaksi untuk saham AS tertokenisasi yang lebih cepat, modal awal yang lebih terjangkau, serta pengalaman investasi yang lebih global.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: