Dilansir oleh Decrypt (2/2/23), penerus blockchain Diem milik Meta, Aptos, bergabung ke daftar perusahaan yang mendanai masa depan Web3 dengan cara memberikan dana hibah sesar $50 ribu atau Rp746 juta kepada salah satu profesor ilmu komputer dari Cornell University.
Meskipun mengalami musim dingin crypto di 2022, nampaknya teknologi blockchain terus berkembang di dunia pendidikan. Pada hari Rabu (1/2/23), Aptos Labs, perusahaan di balik blockchain dengan nama yang sama, mengumumkan telah memberikan hibah sebesar $50,000 kepada Profesor Lorenzo Alvis dari Cornell University di New York.
Profesor Alvisi, yang mendapatkan gelar Ph.D. dari Cornell pada tahun 1996, kini mengajar ilmu komputer, khususnya teknologi bloackchain dan Web3, serta melakukan penelitian tentang komputasi terdistribusi dan teori permainan, menurut laporan Decrypt.
Terkait hal ini, salah satu CTO dan pendiri Aptos Lans, Avery Ching mengatakan,
āKami sangat senang dapat mendukung pekerjaan murid-murid Profesor Alvisi, karena mereka tidak hanya meneliti sistem blockchain yang baru, tetapi juga mengembangkan kasus-kasus dan aplikasi yang dapat diskalakan di dunia nyata, yang bermanfaat bagi masa depan industri ini.ā
Menurut pengumuman, hibah ini akan mendanai penelitian mahasiswa dalam menskalakan kinerja blockchain menggunakan arsitektur yang berpusat pada klien, yang kemudian menyatakan bahwa hal tersebut akan melibatkan āmembangun abstraksi dari sebuah log yang aman, tahan terhadap kesalahan, dan terdesentralisasi yang hanya ditambahkan di atas sebuah basis data yang tahan terhadap Bizantiumā.
Mengutip dari laporan, sistem komputer yang toleran terhadap Byzantium akan bisa terus beroperasi meskipun beberapa node gagal atau bertindak jahat.
Baca juga: Jadi Crypto Terpopuler, Harga Aptos Menjulang Tinggi Hingga 42%! Ada Apa?
Menurut Ching, edukasi blockchain akan tetap menjadi nilai inti dari misi Aptos. Secara singkat, Aptos adalah blockchain layer-1 yang diluncurkan pada Oktober 2022 oleh Aptos Labs, perusahaan yang didirikan oleh Avery Ching dan Mo Shaikh, yang sebelumnya bekerja pada dompet Novi milik Meta (saat itu Facebook). Tak hanya itu, Aptos diketahui menggunakan eksekusi paralel, yang mengklaim akan membuat transaksi menjadi cepat dan tetap murah.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web, Profesor Alvisi berkomentar,
āKolaborasi dengan Aptos ini akan membantu tim kami memahami cara memungkinkan aplikasi berbasis blockchain yang ada untuk sepenuhnya memanfaatkan arsitektur baru kami. Block-STM Aptos, yang berada di garis depan mesin eksekusi blockchain yang dapat diskalakan saat ini, adalah contoh yang bagus untuk membawa keuntungan konkurensi yang ditawarkan oleh database ke dalam blockchain.ā
Musim panas lalu, Aptos telah mengumpulkan dana sebesar $150 juta yang dipimpin oleh FTX dan para investor, termasuk Parafi, pada akhir Juli 2022, setelah berhasil mengumpulkan dana sebesar $200 juta pada bulan Maret 2022 melalui putaran strategis yang melibatkan Andreessen Horowitz, Multicoin Capital, dan Haun Ventures.
Bukan hanya Aptos, perusahaan-perusahaan blockchain lain juga memiliki sejarah panjang dalam menyumbangkan dana ke institusi pendidikan. Pada tahun 2018, Ripple memberikan dana sebesar $50 juta kepada perguruan tinggi, termasuk Princeton dan University of Texas, melalui University Blockchain Research Initiative.
Pada tahun 2020, IOHK, perusahaan mata uang crypto di balik Cardano juga menyumbangkan Cardano senilai $500,000 kepada University of Wyoming untuk membantu mendanai penelitian blockchain.
Dan yang paling terbaru, pada pertengahan Januari 2023, sebuah platform blockchain yang berbasis di Abu Dhabi dengan nama Venom Foundation, mengumumkan akan mengalokasikan $1 miliar atau Rp15,4 triliun untuk proyek perusahaanĀ Web3 dan blockchain bersama dengan manajerĀ investasi, Iceberg Capital. Baca selengkapnya di Gak Kaleng-kaleng! Venom Foundation Siap Danai Rp15,4 Trliun untuk Proyek Web3 & Blockchain!
Referensi: