Sejak pertengahan tahun 2022 lalu, dYdX, sebuah decentralized exchange yang dibangun di atas jaringan Ethereum, telah mengumumkan rencana migrasinya ke Cosmos.
Dan baru-baru ini, tim dYdX membagikan jadwal resmi dari migrasi tersebut melalui postingan Twitter. Kira-kira kapan ya?
Sebelum membahas lebih lanjut perpindahan dYdX, intip harga dYdX hari ini dulu, yuk?
Tercatat di market Pintu, per 29 Maret 2023, harga DYDX naik 8,10% dalam waktu 24 jam. DYDX sempat menyentuh harga terendahnya di Rp35.177 pada 28 Maret 2023, dan menyentuh harga tertingginya di Rp39.121 pada hari ini.
Sementara itu, dilansir dari CoinMarketCap (29/3/23), market cap dYdX tengah mengalami peningkatan 8,53% menjadi Rp6 triliun, dengan volume pasar yang menyentuh Rp2,3 triliun dalam waktu 24 jam.
Baca juga: Prediksi Harga dYdX 2023: Melonjak 168% Dalam 1 Bulan, dYdX Berpotensi Bullish?
Menurut cuitan Twitter dari akun dYdX pada 27 Maret 2023, tim dYdX mengumumkan bahwa peluncuran testnet V4 privat dimulai pada 28 Maret 2023. Hal tersebut menandakan sebuah langkah signifikan yang membuat bursa terdesentralisasi (DEX) ini meninggalkan Ethereum.
Menurut Decrypt (27/3/23), pada akhir September 2023, platform dYdX akan sepenuhnya berjalan di Cosmos. Secara singkat, jaringan Cosmos memungkinkan tim pengembang untuk membuat blockchain asli mereka sendiri menggunakan Cosmos Software Development Kit (SDK) sesuai dengan preferensi mereka. Meskipun berbeda, setiap blockchain independen berbasis Cosmos dapat berinteraksi satu sama lain.
Berdasarkan postingan blog yang dibagikan oleh tim dYdX, testnet V4 privat ini telah diluncurkan pada hari Selasa (28/3/23) dan akan berjalan selama 2 hingga 3 minggu. Setelah itu, testnet publik akan diluncurkan pada akhir Juli 2023.
Lantas, kenapa dYdX memilih bermigrasi dari Ethereum ke Cosmos?
Menurut pernyataan yang telah beredar, desentralisasi dan kinerja blockchain Cosmos diyakini menjadi yang paling cocok untuk membangun dYdX V4, mengutip dari Cointelegraph.
Selain itu, dYdX telah menyatakan bahwa kurangnya skalabilitas pada Ethereum menjadi alasan utama mereka untuk pindah ke blockchain lain.
Nathan Cha, selaku pimpinan pemasaran dYdX mengatakan, ākami telah mencapai titik di mana Ethereum tidak dapat memproses transaksi dengan cukup cepat.ā
Tercatat oleh Decrypt, pindahnya dYdX dari Ethereum ke Cosmos merupakan proyek kedua setelah SushiSwap yang juga melakukan langkah yang sama. Pada bulan Februari 2023 lalu, SushiSwap dikabarkan telah mengakuisisi platform perdagangan berbasis Cosmos, Vortex Protocol.
Sebelum memutuskan untuk pindah ke Cosmos, kedua tim tersebut telah mengeksplorasi berbagai opsi, termasuk Solana dan solusi layer-2.
āKami sampai pada kesimpulan bahwa Cosmos adalah pilihan yang lebih baik karena kami dapat menyesuaikan blockchain dengan kebutuhan kami. Sekarang, kami dapat menangani transaksi dengan lebih cepat.ā ucap Nathan Cha kepada Decrypt
Dalam sebuah tayangan live di YouTube, Paul Erlanger, selaku ketua pengembangan bisnis dYdX, menjelaskan beberapa alasan mengapa Cosmos menjadi pilihan yang tepat untuk pindah.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, rencana pindahnya dYdX dari Ethereum ke Cosmos telah diumumkan sejak bulan Juni 2022, melalui cuitan di Twitter.
Pada saat pengumuman awal, dYdX menyatakan bahwa baik solusi Ethereum layer-1 maupun layer-2 tidak dapat memenuhi persyaratannya untuk kecepatan throughput sekaligus memenuhi persyaratan desentralisasi 100%, mengutip dari Cointelegraph.
Dengan pindahnya ke jaringan Cosmos, laporan Cointelegraph mengatakan bahwa dYdX berusaha menjembatani blockchain dengan memanfaatkan protokol komunikasi antar blockchain Cosmos. Melalui cara ini juga, dYdX dapat menjembatani aset digital, seperti stablecoin, langsung dari rantai aman lainnya di Cosmos.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: