Bermanfaat, Teknologi Blockchain Dinilai Bisa Bantu Atasi Perubahan Iklim. Ini Kata WEF!

Updated
May 1, 2023
Gambar Bermanfaat, Teknologi Blockchain Dinilai Bisa Bantu Atasi Perubahan Iklim. Ini Kata WEF!

Di tengah perubahan cuaca yang cukup ekstrem beberapa waktu ini, eksekutif CISA (Crypto Impact and Sustainability Accelerator), Brynly Llyr, mengatakan bahwa penting untuk mempertimbangkan dan meneliti teknologi-teknologi baru yang dapat membantu mengatasi perubahan iklim.

Kira-kira, apa langkah yang bisa dilakukan?

WEF Terbitkan White Paper Mengenai Teknologi Blockchain

blockchain white paper wef
Sumber: Twitter

Pada 25 April 2023, akun Twitter Climate Collective mentautkan sebuah postingan World Economic Forum (WEF) yang baru-baru ini menerbitkan sebuah white paper yang menjelaskan bagaimana blockchain dapat menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memerangi perubahan iklim “dalam kecepatan dan skala.”

Menurut white paper tersebut, nilai blockchain untuk komunitas aksi iklim dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Pertama, blockchain dapat memperkuat kepercayaan dan ambisi dalam negosiasi iklim. Kedua, blockchain juga dapat meningkatkan transparansi dan kredibilitas pasar serta menyalurkan lebih banyak dana kepada pengembang proyek. Terakhir, WEF menulis bahwa digitalisasi “mendemokratisasi akses” terhadap aksi iklim.

Brynly Llyr, kepala blockchain dan aset digital di bagian akselerator dampak dan keberlanjutan crypto (CISA) WEF, mengatakan bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan dan meneliti teknologi baru sebagai alat untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Llyr menjelaskan :

“Infrastruktur iklim global, alat, dan teknologi koordinasi semuanya dapat membantu kita mengimbangi ekosistem planet yang terus berubah. Di sinilah blockchain dan teknologi infrastruktur dapat membantu.”

Karena potensi blockchain, white paper ini juga menyoroti bahwa para pemimpin industri setuju bahwa ada kebutuhan untuk “regulasi konstruktif” yang mendukung inovasi iklim digital yang responsif.

Apa hubungannya blockchain dengan perubahan iklim?

Blockchain: Sebuah Solusi untuk Tantangan Iklim

Menurut laporan Cryptopolitan, teknologi blockchain sedang dieksplorasi sebagai alat yang ampuh untuk mengatasi masalah lingkungan yang mendesak, seperti hilangnya keanekaragaman hayati, pengungsian akibat bencana, dan kekurangan jaringan energi.

Dengan kualitasnya yang terdesentralisasi, terbuka, dan global, blockchain dapat meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi iklim saat ini. Contohnya, blockchain diketahui dapat meningkatkan transparansi dan integritas mekanisme dekarbonisasi seperti pasar karbon.

Baca juga: Gak Terduga, 90% Perusahaan di 3 Negara Ini Sudah Pakai Teknologi Blockchain!

Ditambah dengan alat digital untuk pengukuran, pelaporan, dan verifikasi, teknologi ini dapat menawarkan visibilitas waktu nyata ke dalam efektivitas pengurangan emisi dan upaya penyerapan.

Selain itu, blockchain juga dapat membantu melampaui batas-batas dan menjangkau domain sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan. Sifatnya yang terdesentralisasi dapat memfasilitasi koordinasi dan alokasi sumber daya yang lebih baik dalam memerangi perubahan iklim.

Sebagai hasilnya, teknologi ini dapat berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk membantu berkomunikasi dan berkoordinasi secara global untuk mendistribusikan sumber daya bagi dunia yang berkembang dengan kehidupan.

Bagaimana detail white paper yang diterbitkan WEF?

Teknologi Blockchain Menurut WEF

Penelitian Ungkap Jumlah Pasar Ritel Blockchain Akan Capai Lebih dari Rp30 Triliun di Tahun 2028
Sumber: Axerve

White paper yang baru-baru ini diterbitkan oleh WEF menyelidiki bagaimana blockchain dapat memberikan insentif kepada ekonomi yang positif bagi planet, melalui fokusnya pada pembiayaan regenerasi dan aksi iklim dalam skala besar.

Dengan merealokasi sumber daya dan menggeser dinamika kekuasaan, blockchain dapat memberikan pengetahuan dan alat yang dibutuhkan oleh mereka untuk melawan dampak perubahan iklim.

Makalah ini juga menyoroti pentingnya koordinasi yang bijaksana, tindakan yang berarti, pendidikan, dan regulasi yang seimbang untuk adopsi dan implementasi blockchain yang sukses di seluruh sektor dekarbonisasi.

Salah satu konsep yang muncul di bidang ini adalah keuangan regeneratif (ReFi), yang menggunakan fitur unik desentralisasi dan teknologi canggih lainnya untuk menata ulang sistem ekonomi ekstraktif dan memberi insentif pada praktik regeneratif.

Selain itu, white paper tersebut juga memberikan wawasan penting tentang bagaimana industri yang beragam ini memahami mandat, tujuan, dan misinya yang berkaitan dengan aspirasi iklim yang lebih luas dari komunitas global.

Baca juga: China Berniat Tingkatkan Standar Blockchain Nasional di Tahun 2025

White Paper WEF Terbagi 5 Bab dan Rekomendasi

White paper WEF dibagi menjadi 5 bab mencakup uraian tantangan iklim yang dihadapi oleh generasi ini, peran teknologi digital dalam aksi iklim, fondasi untuk solusi iklim yang mendukung blockchain, wawasan utama dari penelitian, dan rekomendasi langkah selanjutnya untuk inovasi dan aksi iklim yang bertanggung jawab.

Tujuan keseluruhan dari laporan ini adalah untuk menyusun narasi berbasis bukti mengenai hubungan antara blockchain dan aksi iklim, mendokumentasikan contoh-contoh dan contoh-contoh aplikasi terdesentralisasi, serta menawarkan rekomendasi untuk memperdalam koneksi dan kolaborasi di seluruh solusi iklim dan pemangku kepentingan.

Tidak kalah penting, white paper WEF juga memberikan rekomendasi untuk tiga kelompok inti, yakni pembuat kebijakan dan anggota parlemen, pemangku kepentingan sektor iklim lainnya, dan organisasi blockchain iklim.

Bersamaan dengan white paper dari WEF yang menjelaskan peran teknologi blockchain dalam mengatasi perubahan iklim, beberapa negara di dunia terlihat sudah mulai mengadopsi teknologi ini secara berkala.

Ada El Salvador dan Indonesia, berikut 5 Negara di Dunia yang Pimpin Adopsi Blockchain.


Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->