Pada 11 mei 2023, BlockGPT, sebuah perusahaan Web3 yang baru diluncurkan, mengumumkan inisiatif Web3 yang baru, yang bertujuan untuk membangun sistem kecerdasan buatan bergaya ChatGPT di atas blockchain.
Meluncurkan sistem “chat to earn”, BlockGPT bertujuan untuk menciptakan chatbot yang terdesentralisasi dan diatur oleh token di blockchain dengan fungsionalitas yang mirip dengan ChatGPT milik OpenAI.
Baru-baru ini, BlockGPT memperkenalkan model AI baru yang diluncurkan bersamaan dengan penawaran dua token, yaitu token tata kelola yang disebut BGPT dan token meme yang disebut AIBGPT.
Kedua token ini dilaporkan dibangun di PancakeSwap , sebuah bursa desentralisasi yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan token BEP-20.
Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, BlockGPT berusaha memberikan interaksi yang lebih aman, transparan, dan adil kepada pengguna.
Baca juga: Terima Dana Rp148 Miliar, CryptoGPT Bakal Kembangkan Proyek Teknologi AI Web3!
Sejalan dengan peluncuran token, BlockGPT menawarkan sistem hadiah “chat to earn” atau chat untuk dapatkan penghasilan. Dalam sistem ini, pengguna dihargai untuk berinteraksi dengan model AI.
Melalui penerapan ini juga, BlockGPT berusaha untuk mendorong partisipasi aktif pengguna dalam pengembangan dan peningkatan teknologi AI, sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan manfaat langsung dari kontribusi mereka.
Lebih lanjut, sistem “chat to earn” memungkinkan pengguna untuk memperoleh non-fungible token (NFT) dan hadiah token hanya dengan melakukan sesi obrolan dengan model AI. Dengan demikian, pengguna tidak hanya dapat berkontribusi pada peningkatan model AI, tetapi juga dapat memperoleh aset digital yang berharga dan dapat diperdagangkan.
Langkah ini merupakan salah satu upaya pertama untuk menggabungkan teknologi AI dan ekonomi token dalam cara yang menguntungkan pengguna secara langsung.
Dengan adanya insentif yang konkret dan berharga, BlockGPT berharap dapat mendorong penggunaan dan adopsi lebih luas terhadap teknologi AI dan blockchain. Ini juga menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan teknologi blockchain untuk memberikan insentif dan hadiah kepada pengguna dalam konteks yang lebih luas dan beragam.
Sebuah white paper di situs web BlockGPT menyebutkan bahwa perusahaan ini menggunakan lebih dari enam model transformer pra-latihan generatif (GPT) pada platformnya dan mereka dilatih menggunakan dataset khusus.
Meski paper tersebut tidak memberikan informasi tentang ukuran corpus, jumlah parameter yang digunakan untuk melatih model, atau detail lain yang relevan dengan spesifikasi teknis AI, namun, paper itu mengklaim bahwa model ini dirancang khusus untuk menjawab pertanyaan terkait blockchain.
“BlockGPT dilatih menggunakan dataset besar tentang informasi, sumber daya, dan paper penelitian terkait Blockchain. […] Hasilnya, BlockGPT sekarang mampu memahami dan menjawab berbagai pertanyaan terkait teknologi Blockchain.”
Baca juga: Dibantu ChatGPT, Market Cap Crypto Meme Ini Sentuh Rp440 Miliar! Kok Bisa?
Peluncuran BlockGPT hadir di tengah-tengah aktivitas yang ramai di ruang AI dan token. Meme coin seperti Dogecoin dan Pepe baru-baru ini menjadi berita utama dan persaingan antara ChatGPT milik OpenAI, Bard milik Google, dan berbagai penawaran chatbot lainnya telah mendominasi berita teknologi selama berbulan-bulan.
Dengan peluncuran inovatif ini, BlockGPT mungkin menjadi pemain utama dalam revolusi teknologi berikutnya di masa yang akan datang.
Referensi: