Tepis Rumor, Meta Beberkan Ambisi Metaversenya. Bakal Seperti Apa?

Updated
May 13, 2023
Gambar Tepis Rumor, Meta Beberkan Ambisi Metaversenya. Bakal Seperti Apa?

Meski fokus jangka pendek Meta beralih ke AI, seorang eksekutif menegaskan bahwa alat semacam itu sebenarnya akan membantu visi Metaverse mereka menjadi kenyataan.

Laporan tentang penurunan rencana Metaverse Meta yang sempat beredar tampaknya sangat berlebihan, setidaknya menurut eksekutif dari raksasa media sosial Meta.

Meta dan Minatnya Pada Metaverse

Dalam sebuah acara pers yang diadakan oleh Meta pada 12 Mei 2023 di New York City untuk mengumumkan alat generatif baru perusahaan, AI Sandbox, bagi pengiklan, Kepala Global Business Group Meta, Nicola Mendelsohn, mengatakan bahwa perusahaan masih “sangat tertarik” pada Metaverse, dan CEO Mark Zuckerberg telah “sangat jelas” tentang hal itu. “

“Sempat beredar kabar di luar sana bahwa kami tidak tertarik pada Metaverse lagi. Sebenarnya, kami masih sangat tertarik pada Metaverse,” kata Mendelsohn kepada peserta.

Mendelsohn menambahkan bahwa perkembangan Metaverse Meta setidaknya akan memakan waktu lima hingga sepuluh tahun sebelum benar-benar mewujudkan visi tentang apa yang mereka bicarakan.

Meski AI dan teknologi berbasis AI sedang naik daun, Meta menegaskan bahwa Metaverse tetap menjadi prioritas.

Baca juga: DJ Populer Steve Aoki Bagikan 50.000 SAND Lewat Kompetisi Game Jam!

AI dan Metaverse Jadi Dua Fokus Utama Meta

meta luncurkan ai sandbox

Mengutip Decrypt, komentar Mendelsohn bertindak sebagai bantahan terhadap spekulasi yang sempat mengatakan bahwa Meta sudah tidak lagi berencana mengembangkan dunia virtual Metaverse.

Meski hype seputar konsep internet masa depan yang interaktif dan imersif meledak setelah pengumuman dan rebranding Meta, namun berita tersebut kemudian cepat memudar.

Seiring alat AI generatif mendominasi berita utama, beberapa analis dan kritikus telah menyarankan bahwa Meta beralih dari Metaverse menuju tren teknologi terbaru yang banyak dibicarakan, yakni AI.

Terlepas dari rumor-rumor yang sempat beredar, Meta percaya bahwa Metaverse adalah masa depan interaksi digital, memberikan pengalaman yang lebih imersif dan interaktif dibandingkan dengan platform digital tradisional.

Selain itu, Metaverse juga memberikan peluang besar untuk berbagai sektor, mulai dari hiburan hingga pendidikan dan bisnis.

Meta: AI Generatif Berpotensi Dapat Digunakan untuk Metaverse

mark zuckerberg metaverse
Meta

Lebih lanjut, komentar Mendelsohn terhadap pengembangan Metaverse oleh Meta muncul meskipun Reality Labs yang berfokus pada Metaverse milik Meta telah dilaporkan mengalami kerugian sebesar $3,9 miliar pada Q1 2023, kerugian sebesar $1 miliar lebih besar dari kuartal pertama tahun 2022.

Pasalnya, pada akhirnya Meta percaya bahwa AI generatif akan digunakan oleh para kreator dan merek untuk membangun Metaverse. Lebih lanjut, paket perangkat lunak iklan yang baru diluncurkan, AI Sandbox, dikabarkan memanfaatkan AI generatif untuk membuat teks untuk salinan iklan yang ditargetkan ke berbagai demografi, secara otomatis memotong foto dan video, dan mengubah teks prompt menjadi gambar latar belakang untuk iklan di Facebook dan Instagram.

Namun, di masa depan, teknologi AI generatif Meta mungkin digunakan untuk membangun ruang 3D.

“Misalkan Anda adalah perusahaan dan Anda ingin membangun dunia di Metaverse. Saat ini, cukup sulit untuk melakukannya. Tapi di masa depan, dengan memanfaatkan hal-hal seperti AI generatif dan pembelajaran mesin, Anda akan dapat mengatakan, ‘Saya ingin membangun sebuah ruangan,’ dan banyak hal yang akan terjadi sebagai hasil dari alat tersebut.” ucap Mandelsohn

Baca juga: Epic Games Gandeng CLO Virtual Fashion untuk Mengeksplorasi Dunia Mode Digital

Sementara itu, VP Monetization di Meta mengatakan bahwa AI akan membantu mereka mengembangkan Metaverse secara lebih efektif. “Dan Metaverse akan menjadi kesempatan besar lainnya untuk menciptakan nilai bagi orang-orang dengan AI,” imbuhnya.


Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->