AI generatif semakin menemukan tempatnya dalam dunia teknologi, namun menciptakan berbagai sentimen di antara para pemimpin bisnis, mulai dari optimisme hingga kekhawatiran.
Hal ini terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan oleh KPMG U.S., konsultan bisnis terkemuka.
Meski sebagian besar eksekutif mengantisipasi perubahan besar yang didorong oleh AI dalam bisnis, kesiapan mereka untuk adopsi langsung masih ragu-ragu.
Studi tersebut menggambarkan bahwa 65% dari 225 eksekutif di AS memprediksi pengaruh signifikan dari AI generatif pada organisasi mereka dalam tiga hingga 5 tahun ke depan.
Baca Juga: SingularityNET (AGIX) Naik Hampir 800%, Token Crypto AI Booming di 2023!
Yang menarik, 60% dari kelompok yang sama, bagaimanapun, mengaku mereka masih satu atau dua tahun lagi sebelum menerapkan solusi AI generatif pertama mereka.
Meski AI cepat merambah percakapan korporat, jelas bahwa organisasi menghadapi tantangan potensial dalam mengimbangi perkembangannya.
Kurang dari setengah dari mereka yang disurvei percaya bahwa mereka memiliki kombinasi yang tepat antara teknologi, talenta, dan tata kelola untuk berhasil menerapkan AI generatif.
Namun, di balik hype tersebut, sebanyak 68% eksekutif mengakui tidak adanya entitas atau tim sentral yang ditujukan untuk memandu implementasi AI generatif. Upaya saat ini sebagian besar dipimpin oleh departemen TI.
Meski mengakui potensi transformatif AI generatif, eksekutif berjuang dengan rintangan besar untuk adopsinya, yaitu kejelasan kasus bisnis, teknologi yang tepat, perolehan talenta, dan tata kelola.
Seiring evolusi AI, urgensi untuk adopsi cepat sebanding dengan penekanan yang sama pada penyebaran yang bertanggung jawab dan etis.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: