Sebuah pertemuan penting baru-baru ini antara Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula Da Silva, dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, telah mengungkapkan banyak hal tentang isu-isu yang akan dibahas pada KTT BRICS mendatang dan konflik Ukraina dengan Rusia.
Dua negara BRICS ini melakukan diskusi yang signifikan yang berpotensi membentuk arah kebijakan dan strategi dalam blok ekonomi penting ini.
Menjelang KTT BRICS yang akan datang, Brasil dan Afrika Selatan telah melakukan pertemuan untuk membahas isu-isu penting, termasuk konflik Ukraina dengan Rusia.
Presiden Da Silva menekankan bahwa diskusi dengan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, sangat penting.
Baca Juga: Bangladesh Berpotensi Gabung BRICS, Rumor Permintaan Resmi Menggema, Apa Dampaknya Bagi Crypto?
Sayangnya, detail dari diskusi ini tidak disebutkan secara spesifik, hanya ditegaskan bahwa pertemuan yang lebih luas telah dibahas oleh keduanya.
Selain itu, Da Silva juga berbicara dengan Ramaphosa tentang rencana terkini untuk perdamaian di Ukraina. Rencana ini dikonstruksi oleh pejabat Afrika dan telah disampaikan kepada pemimpin Rusia.
Konflik Ukraina-Rusia telah menciptakan kontroversi menjelang KTT BRICS. Pemimpin Rusia, Vladimir Putin, menghadapi surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC karena kejahatan yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
Lebih jauh, Afrika Selatan diharuskan menangkap presiden tersebut jika dia muncul di negara tersebut. Hal ini menciptakan situasi yang menimbulkan ketidakpastian menjelang KTT yang akan datang.
Baca Juga: BRICS dan Bitcoin: Apakah Ini Kunci untuk Menjatuhkan Dominasi Dolar AS?
Dalam konteks ini, pertemuan antara Presiden Brasil dan Afrika Selatan menjadi semakin penting.
Dua negara BRICS ini dapat memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana blok ekonomi ini akan merespons konflik Ukraina-Rusia dan bagaimana KTT mendatang akan berlangsung.
Referensi: