Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Texas di Austin dan Princeton University menunjukkan bagaimana tokenisasi mempengaruhi desentralisasi dalam organisasi otonom terdesentralisasi (DAO). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak tantangan terhadap otonomi terkait dengan alasan individu berpartisipasi dalam DAO. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Menurut penelitian ini, semakin besar DAO tumbuh, semakin banyak insentif yang dimiliki peserta untuk mempertimbangkan token DAO sebagai investasi.
“Kehadiran investor mengalihkan subsidi dari pengguna dan dengan demikian merugikan partisipasi mereka. Lebih penting lagi, investor bahkan dapat mengambil saham mayoritas untuk mengambil alih kendali atas platform,” tulis hasil studi tersebut, dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (15/7/2023).
Baca Juga: Gokil! Perbendaharaan DAO Melonjak 144%, Mencapai Rp321 Triliun dalam 90 Hari
Menurut Cointelegraph, dalam skema DAO berbasis token biasa, bukan CEO atau pemimpin yang membuat keputusan, tetapi partisipasi individu diberikan otoritas melalui token.
Hal ini mencegah orang yang menjaga DAO dari mengeksploitasi peserta karena token mereka berfungsi seperti suara.
Selama peserta dalam DAO sejalan dengan tujuan dan bersedia menghabiskan token mereka untuk memilih tindakan yang mendorong tujuan tersebut, DAO cenderung berkembang.
Baca Juga: Lido DAO Akan Ubah Sistem Hadiah Staking ETH? Ini Ketentuannya!
Peneliti memodelkan DAO sepanjang waktu untuk menentukan bagaimana pertumbuhan pengguna dan tokenisasi mempengaruhi hasil. Temuan utama mereka adalah bahwa tokenisasi berfungsi untuk menggeser kepemilikan dari pemegang ekuitas awal ke pengguna platform, tetapi komprominya adalah tidak ada entitas tunggal yang dapat mensubsidi partisipasi jaringan.
Hal ini jelas membuka pintu bagi investor untuk memperlakukan DAO yang berorientasi tujuan seperti saham tradisional.
Kemampuan untuk mendapatkan pengembalian tinggi telah merusak cryptocurrency sebagai alat pembayaran, karena orang tidak ingin menghabiskannya,” kata peneliti utama Michael Sockin dalam siaran pers, “Mereka dengan mudah dapat membawa kita kembali menjadi seperti Amazon dan Apple, yang merupakan masalah utama yang kami coba hindari,” dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (15/7/2023).
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca
Referensi: