Dalam sebuah insiden yang mengejutkan komunitas crypto, seorang pengguna Bitcoin membayar biaya transaksi atau gas fee sebesar $500.000 yang setara dengan Rp7,6 miliar (kurs $1 = Rp15.200) hanya untuk mengirim $200 yang setara dengan Rp3 juta (kurs $1 = Rp15.200).
Transaksi ini, yang dilakukan pada 10 September 2023, telah memecahkan rekor sebagai biaya transaksi Bitcoin termahal yang pernah dibayar dalam dolar AS. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak berita lengkapnya berikut ini!
Dilansir dari Cryptonews, transaksi ini dilakukan pada 10 September pukul 5:10 PM UTC dari dompet yang telah terlibat dalam lebih dari 120.000 transaksi, menurut para ahli crypto.
Menurut data dari mempool.space, pengguna membayar hampir 20 BTC (sekitar $500.000) sebagai biaya transaksi, melebihi biaya standar sebanyak 481.299 kali lipat.
Biaya transaksi rata-rata untuk Bitcoin biasanya berkisar antara $1 hingga $2, namun dalam kasus ini, biayanya meningkat secara signifikan.
Baca Juga: Mega Investasi, Riot Blockchain Beli 33.000 Rig Mining Senilai Rp2,4 Triliun!
Transaksi ini dengan cepat menjadi topik hangat di komunitas Bitcoin, dengan banyak spekulasi mengenai alasan di balik pembayaran biaya yang sangat besar ini.
Beberapa anggota komunitas menduga bahwa ini mungkin bagian dari skema pencucian uang yang disepakati dengan operator mining pool tertentu. Namun, teori ini tampaknya kurang masuk akal karena sulit bagi pihak mana pun untuk mendapatkan keuntungan dari pembayaran biaya tersebut.
Jameson Lopp, CTO Casa, menulis bahwa transaksi ini kemungkinan berasal dari sistem pembayaran otomatis dengan perangkat lunak yang bermasalah.
Baca Juga: Kyrgyzstan Berinvestasi $20 Juta untuk Membangun Mining Crypto Hydropower!
Biaya transaksi yang besar ini diterima oleh F2Pool, salah satu mining pool Bitcoin terkemuka.
Chun Wang, salah satu pendiri F2Pool, mengumumkan bahwa 20 BTC akan ditahan selama tiga hari. Jika tidak ada yang mengklaim setelah periode tersebut, biaya akan didistribusikan di antara penambang di pool tersebut.
Insiden ini telah memicu diskusi di antara para penggemar dan ahli crypto, dengan seruan untuk interface yang lebih ramah pengguna dan perlindungan tambahan untuk mencegah kesalahan mahal seperti ini.
Meskipun pengguna memiliki kesempatan sempit untuk mengklaim kembali Bitcoin yang hilang, insiden ini mengingatkan kita tentang risiko dan tanggung jawab yang datang dengan mengelola aset digital. Apakah dana tersebut dikembalikan atau tidak, peristiwa ini pasti akan dicatat dalam sejarah crypto sebagai salah satu pelajaran termahal yang pernah dipelajari.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: