Menurut laporan terbaru, Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, berada di tengah-tengah perselisihan hukum di Pengadilan Tinggi London. Kasus ini didasari oleh sejumlah besar dana lebih dari $1 miliar yang disetorkan oleh Tether ke Britannia Global Markets, anak perusahaan dari bank investasi terkemuka Britannia Financial.
Tether, mata uang digital yang sering digunakan sebagai jembatan dalam transaksi crypto, kini berada di bawah sorotan. Perusahaan ini diketahui telah menyetor sejumlah besar dana, sebesar $1 miliar, ke sebuah perusahaan keuangan di Inggris, Britannia Global Markets.
Bukan hal biasa, transaksi ini telah memicu pertempuran hukum tingkat tinggi, dengan banyak pihak yang berkepentingan. Pertempuran hukum ini melibatkan berbagai pihak, termasuk regulator keuangan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam industri crypto.
Baca juga: Terungkap! Tether Siapkan Laporan Data Cadangan Real-Time Pada 2024
Mengutip Coingape, konfrontasi hukum ini bermula dari kesepakatan terpisah yang melibatkan Britannia Financial. Pada Juni 2021, bank investasi ini mengakuisisi pialang Bahama dari Arbitral International, sebuah perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Virgin Britania Raya. Namun, Arbitral International menuduh bahwa Britannia Financial gagal membayar harga yang telah disepakati untuk akuisisi ini.
Akibatnya, Arbitrase mengklaim hak atas dana tambahan, dengan mengutip perjanjian yang menjanjikan mereka bagian dari aset bisnis yang dihasilkan pada tahun setelah penjualan.
Stablecoin USDT milik Tether merupakan landasan dalam dunia mata uang crypto, yang menawarkan kepada para pengguna sebuah perisai terhadap pergerakan harga mata uang crypto yang seringkali tidak menentu.
Dengan basis aset sebesar $86,4 miliar, kepemilikan Tether sebagian besar berada di US Treasury, di samping $5,2 miliar dalam bentuk pinjaman yang dijaminkan. Oleh karenanya, deposit dengan Britannia Global Markets ini menandai langkah signifikan lainnya dalam strategi keuangan Tether.
Skandal ini tidak hanya berdampak pada Tether, tetapi juga pada industri crypto secara keseluruhan. Banyak yang khawatir bahwa ini bisa mempengaruhi kepercayaan publik terhadap mata uang digital dan bisa berdampak pada nilai mata uang digital lainnya.
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa pasar crypto telah menunjukkan kematangan dengan merespons berita ini dengan tenang.
Baca juga: SEC Serang Kraken! Cardano dan Solana Dicap Sebagai Sekuritas
Meski skandal ini telah menciptakan gelombang kekhawatiran di industri crypto, banyak yang percaya bahwa Tether dan mata uang digital lainnya akan tetap bertahan. Industri ini telah melihat banyak skandal dan tantangan sebelumnya, dan selalu berhasil pulih.
Bagaimanapun, hal ini adalah pengingat penting bahwa transparansi dan akuntabilitas adalah kunci dalam dunia crypto. Untuk memastikan masa depan yang cerah bagi industri ini, perusahaan seperti Tether harus berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi.
Skandal Tether adalah contoh terbaru dari tantangan yang dihadapi oleh industri crypto. Namun, dengan transparansi, akuntabilitas, dan regulasi yang tepat, industri ini dapat terus tumbuh dan berkembang.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: