Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana jika teknologi blockchain dan kecerdasan buatan AI" class="news-token" style="display:inline-block" href="/market/ai">(AI) berkolaborasi? Dua teknologi ini sedang menjadi topik hangat di dunia teknologi dan mungkin bisa menjadi solusi untuk beberapa masalah yang ada di dunia AI. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Blockchain, dengan buku besar yang tidak bisa diubah dan bebas dari manipulasi, bersama dengan kontrak pintar, mungkin bisa menjadi penjaga untuk implementasi AI. Sebuah blockchain bahkan bisa berfungsi sebagai semacam ātombol matiā untuk model AI yang tidak terkendali.
Namun, bagaimana blockchain bisa dianggap sebagai solusi untuk masalah ākotak hitamā AI jika ia sendiri tidak bisa diskalakan? Menurut Manohar, solusinya adalah melalui blockchain hibrida. Tidak ada yang berbicara tentang menempatkan set data besar di Ethereum atau di blockchain layer-1 milik Casper Labs. Solusi Casper Labs melibatkan penggunaan blockchain yang diberi izin (pribadi) dan yang publik (permisionless).
Baca Juga: Terobosan Baru Cumberland Labs, Luncurkan API SaaS untuk Blockchain Publik dan Protokol DeFi!
Meski begitu, masih ada hambatan potensial untuk integrasi blockchain dan AI. Salah satunya adalah adanya banyak kecurigaan di komunitas AI terhadapĀ crypto.Ā CryptoĀ dan blockchain masih mengingatkan banyak orang pada penipuan token nonfungible dan perilaku tidak menyenangkan lainnya.
Namun, integrasi AI dan teknologi blockchain tampaknya dilihat dengan sangat baik di China. Dalam survei Casper Lab, 68% responden IT China setuju bahwa āintegrasi AI dan teknologi blockchain memiliki potensi untuk merevolusi industri kami, memungkinkan peningkatan keamanan data, transparansi, dan efisiensi.ā Sebagai perbandingan, persentase tersebut adalah 48% di AS dan hanya 34% di Eropa.
Baca Juga: Flare Integrasikan Blockchain API di Google Cloud Marketplace, Bakal Seperti Apa?
Ketika ditanya apakah fusi AI dan blockchain bisa menjadi aplikasi pembunuh blockchain yang telah lama dicari, Manohar menjawab, āItu bisa menjadi salah satunya.ā Protokol tata kelola blockchain untuk rantai pasokan dan sektor teknologi finansial juga adalah kandidat, tetapi kedua area tersebut memiliki tata kelola yang dapat diterima sebelum blockchain dan kontrak pintar muncul.
Sebagai perbandingan, ātidak ada sistem tata kelola yang ada di AI. Oleh karena itu, ada lebih banyak ruang untuk inovasi. Jadi, saya benar-benar berpikir ini bisa menjadi aplikasi pembunuh blockchain,ā kata Manohar kepada Cointelegraph.
Dengan demikian, kolaborasi antara blockchain dan AI mungkin bisa menjadi solusi untuk beberapa masalah yang ada di dunia AI. Meski masih ada hambatan, potensi yang ditawarkan oleh kedua teknologi ini tidak bisa diabaikan.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: