Nvidia, raksasa teknologi global, baru saja mencetak rekor baru dengan pendapatan kuartal ketiga tahun 2023 sebesar $18,12 miliar. Lonjakan ini didorong oleh penjualan perangkat keras AI (Artificial Intelligence) yang kuat, menjadikan Nvidia sebagai perusahaan yang paling diincar oleh investor. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Nvidia mencatatkan pendapatan kuartal ketiga tahun 2023 sebesar $18,12 miliar, sebuah rekor perusahaan, dengan kapitalisasi pasar yang kini mencapai $1,22 triliun. Pendapatan ini melampaui perkiraan, mengikuti tren pertumbuhan 12 bulan di mana perusahaan melihat peningkatan pendapatan sebesar 34% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 206% dibandingkan Q3 2022.
Pendapatan ini didorong oleh penjualan perangkat keras AI yang kuat, dengan CEO Nvidia, Jensen Huang, mengutip startup AI, perusahaan internet konsumen, dan penyedia layanan cloud sebagai āpeloporā. Pendapatan pusat data Nvidia yang baru-baru ini diungkapkan sebesar $14,51 miliar menunjukkan bahwa sebanyak $3,6 miliar pendapatan Q3 mungkin berasal dari penjualan di China.
Namun, CFO Nvidia, Colette Kress, mengatakan bahwa larangan ekspor akan menyebabkan bisnisnya di China āmenurun secara signifikanā di kuartal keempat. Meski demikian, Kress menambahkan bahwa perusahaan percaya bahwa kerugian tersebut akan ālebih dari terimbangi oleh pertumbuhan kuat di wilayah lainā.
Baca Juga: Revolusi Baru di Dunia 3D: Nvidia dan Masterpiece Studio Luncurkan Masterpiece X!
Nvidia juga mengumumkan pendapatan per saham yang disesuaikan sebesar $4,02, lebih tinggi dari $3,37 per saham yang diharapkan. Pendapatan pusat data melonjak menjadi $14,51 miliar, melebihi perkiraan $12,97 miliar, terutama didorong oleh penyedia infrastruktur cloud. Sementara itu, pendapatan game mencapai $2,86 miliar, mengalahkan ekspektasi $2,68 miliar.
Namun, perusahaan menghadapi tantangan berupa restriksi ekspor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Restriksi ini akan berdampak pada chip A800 dan H800 Nvidia yang diekspor ke China, dan bisa juga diperluas ke chip AMD dan Intel. Hal ini telah memicu spekulasi bahwa China bisa membalas dengan sanksi ekonomi sendiri terhadap AS.
Meski menghadapi tantangan, Nvidia tetap optimis dengan prospek pertumbuhannya. Dengan peningkatan permintaan chip dan GPU untuk pengembangan AI, Nvidia berharap dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhannya. Namun, perusahaan harus tetap waspada terhadap potensi hambatan, termasuk restriksi ekspor dan perlunya mengembangkan produk baru yang sesuai dengan regulasi pemerintah.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: