Kabar mengejutkan datang dari dunia crypto ketika tren positif yang berlangsung selama 11 minggu tiba-tiba terhenti. Investor mulai menarik dana mereka dari produk investasi crypto, dengan Bitcoin mengalami outflow terbesar.
Apakah ini pertanda buruk bagi masa depan crypto atau sekedar aksi ambil untung?
Minggu lalu, laporan CoinShares melaporkan bahwa produk investasi berbasis Bitcoin mencatatkan outflow sebesar $32,8 juta, sebuah perubahan signifikan setelah 11 minggu berturut-turut mengalami inflow. Produk investasi Bitcoin jangka pendek juga mengalami penarikan dana sebesar $0,3 juta.
Baca juga: Analis Ungkap ETF Bitcoin Spot akan Jadi “Mimpi Buruk” bagi Bursa Crypto, Kenapa?
Meskipun demikian, aktivitas perdagangan tetap tinggi, dengan total volume mencapai $3,6 miliar, jauh di atas rata-rata tahunan yang hanya $1,6 miliar. Penurunan harga Bitcoin sekitar 5% dalam seminggu terakhir tampaknya menjadi pemicu investor untuk mengamankan keuntungan mereka.
Pada 18 Desember 2023, Bitcoin diperdagangkan di harga $40.925, menurut data harga dari The Block.
Apakah ini hanya sementara atau awal dari penurunan yang lebih dalam?
James Butterfill, Kepala Riset CoinShares, mengatakan bahwa outflow yang terjadi lebih didorong oleh aksi ambil untung daripada perubahan sentimen terhadap kelas aset crypto. Pasar AS dan Jerman menjadi sumber utama outflow, dengan masing-masing mencatatkan $18,3 juta dan $9,7 juta.
Di sisi lain, Swiss dan Kanada justru mengalami inflow, dengan nilai $9,1 juta dan $6,9 juta. Aliran regional yang bercampur ini menunjukkan bahwa langkah investor lebih cenderung untuk mengunci keuntungan yang telah diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap crypto masih ada, meskipun beberapa memilih untuk sementara waktu mengambil jarak.
Baca juga: Matrixport Prediksi Harga Bitcoin akan Tembus Rp900 Juta Sebelum Halving 2024!
Meskipun pasar sedang mengalami penurunan, Samson Mow, CEO Jan3, yakin bahwa Bitcoin berpotensi melonjak hingga $1 juta dalam hitungan hari hingga minggu setelah persetujuan ETF spot.
Menurutnya, kombinasi antara pasokan Bitcoin yang terbatas di bursa dengan arus masuk modal institusional akan mendorong harga Bitcoin naik secara drastis. Mow membandingkan potensi kenaikan harga ini dengan prediksi yang dibuat oleh Balaji Srinivasan, mengatakan bahwa dampak persetujuan ETF spot terhadap harga Bitcoin akan terjadi jauh lebih cepat daripada efek pencetakan uang oleh bank sentral.
Jika prediksi ini benar, maka kita mungkin akan menyaksikan lonjakan harga Bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dengan dinamika pasar yang penuh gejolak, investor crypto dihadapkan pada keputusan sulit: mengambil untung atau tetap bertahan? Meskipun ada kekhawatiran, optimisme masih terjaga dengan prediksi harga yang mencapai angka fantastis. Apakah ini akan menjadi kenyataan atau sekedar mimpi, hanya waktu yang akan menjawab.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: