Inovasi terbaru dalam dunia politik Amerika Serikat telah hadir dengan penggunaan asisten kampanye berbasis kecerdasan buatan yang dikenal sebagai âAshleyâ. Ashley, yang dikembangkan oleh startup Civox, telah menjadi sorotan karena kemampuannya berinteraksi secara real-time dengan pemilih, menandai era baru dalam strategi kampanye politik.
Penggunaan AI ini diharapkan akan mengubah lanskap kampanye politik menjelang pemilihan umum 2024.
Shamaine Daniels, seorang politikus dari Partai Demokrat, telah mengambil langkah berani dengan memanfaatkan Ashley sebagai bagian dari strategi kampanyenya. Ashley tidak seperti robocaller biasa; ia mampu mengadakan percakapan yang disesuaikan dengan setiap pemilih.
Teknologi yang digunakan oleh Ashley serupa dengan yang ada pada ChatGPT dari OpenAI, memungkinkan interaksi yang tak terbatas dan personal dengan pemilih. Ashley telah berhasil menghubungi ribuan pemilih di Pennsylvania, menunjukkan efektivitasnya sebagai sukarelawan kampanye.
Baca Juga: Siap-Siap! Festival Crypto Terbesar Akan Mengguncang Hong Kong di 2024!
Ia dilengkapi dengan suara robotik dan selalu mengungkapkan identitasnya sebagai AI saat berbicara dengan pemilih. Meskipun tidak ada persyaratan hukum yang mengharuskannya untuk melakukan hal tersebut, transparansi ini mendapat apresiasi dari para pemilih yang dihubungi.
Penggunaan AI dalam kampanye politik telah menimbulkan pertanyaan tentang legalitas dan etika. Beberapa negara sedang berusaha merumuskan peraturan untuk mengatur pertumbuhan AI yang pesat ini.
Di Amerika Serikat, Komisi Pemilihan Federal telah mulai mempertimbangkan regulasi penggunaan AI dalam kampanye, namun masih belum jelas apakah penggunaan Ashley oleh Daniels legal atau tidak. Daniels berencana menggunakan pengalamannya dengan AI untuk membantu merumuskan kebijakan dan regulasi yang berguna.
Civox, perusahaan di balik Ashley, telah mengambil langkah untuk memastikan etika dengan merekam panggilan untuk pelatihan lebih lanjut sambil menganonimkan data pribadi pemilih. Jika percakapan menyimpang atau menjadi kasar, AI akan secara sopan mengakhiri panggilan.
Kehadiran Ashley dalam kancah politik AS menandai babak baru dalam komunikasi politik, di mana teknologi AI tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga membuka peluang untuk interaksi yang lebih mendalam dengan pemilih. Dengan pemilihan umum 2024 yang semakin dekat, penggunaan AI seperti Ashley dapat menjadi faktor penting dalam menentukan hasil pemilu.
Baca Juga: Meme Moguls: Proyek Crypto Baru yang Siap Menjadi Pemain Besar di Pasar Meme Coin!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.