Apakah kamu pernah mendengar tentang HEX, cryptocurrency yang digadang-gadang menjanjikan pengembalian investasi yang luar biasa? Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang HEX, mulai dari mekanisme kerjanya hingga kontroversi yang mengelilinginya.
HEX crypto adalah token Ethereum yang mengklaim dirinya sebagai sertifikat deposito blockchain. Dengan sistem yang dirancang untuk memberi penghargaan kepada pemegang token, HEX menawarkan cara baru dalam berinvestasi di dunia cryptocurrency.
Tapi, apa sebenarnya yang membuat HEX begitu unik, dan bagaimana cara kerjanya? Dilansir dari laman resminya, HEX memungkinkan penggunanya untuk melakukan “staking” atas token mereka, yang berarti mengunci sejumlah token untuk periode waktu tertentu. Seperti deposito berjangka, semakin lama seseorang menahan token HEX, semakin besar imbalan yang akan kamu terima.
Berikut adalah faktor-faktor yang membentuk dasar dari HEX menurut laman resminya.
Pada tanggal 31 Juli 2023 Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) melayangkan tuduhan kepada Richard Heart, yang dianggap telah melakukan penipuan terhadap investor dengan menggunakan dana yang diperoleh dari penjualan ilegal aset kripto yang tidak terdaftar.
Heart diduga telah menyalahgunakan setidaknya $12 juta dana investor yang ia kumpulkan melalui usaha kriptonya, Hex, PulseChain, dan PulseX, yang semuanya dikendalikannya.
Heart memulai Hex, sebuah token berbasis Ethereum, pada tahun 2019 dan giat mempromosikannya di saluran YouTube-nya sebagai “aset yang paling cepat mengapresiasi dalam sejarah manusia.”
Antara Juli 2021 dan April 2022, ia mulai mengumpulkan dana untuk PulseChain dan PulseX, dua platform kripto yang ia “desain, ciptakan, dan kelola,” dan yang memiliki token asli mereka sendiri.
Menurut SEC, Heart berhasil mengumpulkan lebih dari $1 miliar melalui ketiga entitas tersebut. Namun, Heart diduga tidak mengungkapkan bahwa ia menggunakan jutaan dolar dari dana investor PulseChain untuk membeli barang mewah untuk dirinya sendiri.
Selain itu, Heart juga dituduh menerima lebih dari 2,3 juta token Ether dari Desember 2019 hingga November 2020, yang bernilai lebih dari $678 juta pada saat itu, tetapi 94% hingga 97% dari token tersebut “diarahkan oleh Heart atau orang dalam lainnya,” memungkinkan mereka untuk mengontrol sejumlah besar token Hex sambil “menciptakan kesan palsu tentang volume perdagangan yang signifikan dan permintaan organik” untuk token tersebut. SEC juga menggugat Heart karena pelanggaran pendaftaran sekuritas, dengan semua tiga proyek kriptonya dianggap sebagai sekuritas yang tidak terdaftar.
Pada 11 Desember, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) memberitahukan Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur New York bahwa mereka telah berhasil melayangkan panggilan kepada Richard Scheuler, alias Richard Heart, dan entitas “alter-ego”nya, Hex, PulseChain, dan PulseX.
Bulan lalu, SEC memberitahukan pengadilan bahwa mereka masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Kehakiman Finlandia mengenai kasus Heart. Ketidakpastian ini membuat Hakim Magistrat AS Peggy Kuo menunda konferensi awal dalam gugatan dari 28 November menjadi 30 Januari 2024.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.