Penelitian terbaru mengungkap kebiasaan mengejutkan para investor crypto di Hong Kong yang lebih memilih keuntungan jangka pendek. Temuan ini menyoroti pentingnya pemahaman mendalam dan sikap waspada dalam berinvestasi di pasar crypto yang dinamis.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Politeknik Hong Kong menemukan bahwa 75% investor crypto di Hong Kong berorientasi pada keuntungan jangka pendek. Mereka tergoda oleh potensi keuntungan cepat tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang.
Baca juga: Hong Kong Tunjukkan Sinyal Kuat untuk Menerima Aplikasi ETF Crypto Spot!
Selain itu, 74% dari mereka percaya bahwa crypto merupakan tren investasi yang akan terus berkembang. Para investor ini juga didorong oleh ketakutan akan ketinggalan, dengan 73% menyatakan kekhawatiran mereka untuk melewatkan peluang investasi.
Hal ini mencerminkan fenomena FOMO (Fear of Missing Out) yang kuat di kalangan investor crypto. Studi ini menunjukkan bahwa meskipun investor memiliki pengetahuan tentang manajemen keuangan, masih ada kebutuhan untuk meningkatkan perilaku dan sikap dalam mengelola investasi.
Laporan tersebut mengidentifikasi pola-pola pemikiran yang umum di antara investor crypto, termasuk kecenderungan untuk mengandalkan informasi yang mudah diakses. Pola ini dikenal sebagai ketersediaan dan sering kali mengarah pada keputusan yang kurang dipertimbangkan. Investor juga cenderung terlalu bergantung pada data masa lalu, sebuah bias yang dikenal sebagai anchoring.
Overconfidence menjadi pola lain yang sering ditemui, di mana investor terlalu percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka yakin dapat mengalahkan pasar tanpa mempertimbangkan variabel yang tidak terduga. Pola-pola ini dikategorikan menjadi lima tipe investor, termasuk “Following the Trend Type” dan “Wishful Thinking Type”, yang masing-masing memiliki kecenderungan bias kognitif tertentu.
Baca juga: Laporan Chainalysis: Hong Kong Memimpin Gelombang Baru Adopsi Crypto di Asia Timur!
Hong Kong telah meluncurkan kerangka kerja regulasi baru untuk crypto pada bulan Juni lalu. Regulasi ini memungkinkan investor ritel untuk berdagang aset virtual, yang sebelumnya hanya terbatas pada investor profesional.
OSL dan Hashkey Group menjadi bursa crypto pertama yang mendapatkan lisensi dari SFC. ZA Bank, bank online terbesar di Hong Kong, menyediakan layanan konversi crypto-ke-fiat. Hal ini memudahkan pengguna untuk menarik deposit crypto dalam dolar AS, dolar Hong Kong, dan yuan Tiongkok.
Baru-baru ini, bursa crypto Hong Kong VAEXC juga mengajukan permohonan lisensi kepada SFC, menandakan upaya pemerintah untuk mempercepat proses persetujuan produk crypto guna meningkatkan kepatuhan di industri.
Pada akhirnya, temuan dari penelitian ini menjadi peringatan bagi kamu yang terjun ke dunia investasi crypto. Memahami perilaku investor dan mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati dan reflektif adalah kunci untuk sukses dalam pasar yang penuh gejolak ini.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: