Ethereum , mata uang crypto terbesar kedua di dunia, tengah menghadapi tantangan dari munculnya berbagai blockchain layer-1 (L-1) alternatif. Hal ini berdampak pada narasi seputar Ethereum yang menjadi kurang menarik bagi investor baru.
Meltem Demirors, Chief Strategy Officer (CSO) dari platform intelijen pasar CoinShares, mengatakan bahwa investor crypto baru cenderung memilih Bitcoin daripada Ethereum sebagai titik masuk mereka ke ekosistem aset digital. Alasannya, narasi Bitcoin lebih sederhana dan mudah dipahami.
Baca Juga: Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin Melonjak, Tembus 80 Triliun Jelang Halving!
Demirors menjelaskan bahwa Bitcoin memiliki narasi yang unik sebagai āemas digitalā atau āuang yang didukung oleh fisikaā. Narasi ini membuat orang merasa nyaman memegang Bitcoin. Sementara itu, Ethereum memiliki peta jalan penskalaan yang rumit dan narasinya dinilai kurang kuat.
Demirors juga menyoroti kurangnya loyalitas merek yang kuat terhadap Ethereum. Tidak seperti Bitcoin yang memiliki banyak pendukung fanatik (Bitcoin maximalists), Ethereum tidak memiliki kelompok loyalis yang sama. Hal ini dapat mempengaruhi pangsa pasar Ethereum di masa depan.
Di tengah tantangan yang dihadapi Ethereum, Bitcoin exchange-traded funds (ETF) berbasis spot justru mengalami lonjakan permintaan. Menurut laporan CoinShares, Bitcoin ETF mencatat arus masuk sebesar $1,1 miliar minggu lalu, dengan total kumulatif $2,8 miliar sejak diluncurkan pada 11 Januari 2023.
Arus masuk tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal peluncuran Bitcoin ETF spot. BlackRock dan Fidelity memimpin arus masuk dengan masing-masing $693,6 juta dan $522,6 juta minggu lalu. Produk terkait Bitcoin menerima sebagian besar arus masuk, sementara Ethereum dan Cardano berada di posisi kedua dan ketiga.
Total aset yang dikelola untuk produk investasi crypto mencapai titik tertinggi sejak awal 2022, yaitu $59 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan di pasar crypto, minat investor terhadap aset digital masih tetap tinggi.
Ethereum menghadapi tantangan dari munculnya blockchain L-1 alternatif yang menawarkan kecepatan, biaya, dan pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun, Ethereum juga memiliki komunitas yang kuat dan ekosistem aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang luas. Hal ini dapat menjadi keunggulan kompetitif Ethereum dalam jangka panjang.
Untuk mempertahankan posisinya, Ethereum perlu mengatasi tantangan penskalaan dan meningkatkan narasinya agar lebih menarik bagi investor baru. Jika berhasil, Ethereum dapat terus menjadi pemain utama dalam dunia crypto. Namun, jika gagal, Ethereum dapat kehilangan pangsa pasarnya terhadap blockchain L-1 alternatif yang lebih unggul.
Baca Juga: XRP Bakal Meroket? Wall Street Membahas Langkah Terbaru Ripple
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.