Di era digital saat ini, kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI" class="news-token" style="display:inline-block" href="/market/ai">(AI) menjadi teknologi yang semakin penting dan berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan.
Namun, di samping potensinya yang besar, AI juga membawa serta tantangan dan risiko yang perlu dikelola dengan baik. Untuk itu, tata kelola AI menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa AI dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab, etis, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tata kelola AI mencakup seperangkat aturan, prinsip, dan standar yang memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab. Tata kelola AI tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga dimensi hukum, sosial, dan etika.
Tata kelola AI tidak memiliki tingkatan yang baku dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Namun, ada beberapa pendekatan umum yang digunakan dalam tata kelola AI, seperti tata kelola informal, tata kelola ad hoc, dan tata kelola formal.
Baca Juga: AMD Gandeng Wormhole, Akselerasi Interoperabilitas Blockchain
Pemilihan pendekatan tata kelola AI tergantung pada berbagai faktor, seperti ukuran organisasi, kompleksitas sistem AI yang digunakan, dan lanskap regulasi yang berlaku.
Ada berbagai contoh tata kelola AI yang dapat dilihat dalam praktik, seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) di Uni Eropa, prinsip-prinsip AI OECD, dan dewan etika AI perusahaan.
GDPR mengatur tentang perlindungan data pribadi, prinsip-prinsip AI OECD memberikan panduan untuk pengembangan AI yang terpercaya, dan dewan etika AI perusahaan memastikan pengawasan etis dalam proyek-proyek AI.
Keterlibatan pemangku kepentingan sangat penting dalam mengembangkan kerangka tata kelola AI yang inklusif dan efektif.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi internasional, asosiasi bisnis, dan organisasi masyarakat sipil, diperlukan untuk memastikan bahwa berbagai perspektif dipertimbangkan dalam pengembangan kerangka tata kelola AI. Dengan melibatkan pemangku kepentingan yang beragam, kebijakan yang dihasilkan akan lebih kuat dan inklusif.
Masa depan tata kelola AI akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, perubahan nilai-nilai masyarakat, dan kebutuhan akan kolaborasi internasional. Praktik AI yang berkelanjutan dan berpusat pada manusia akan menjadi semakin penting, dengan fokus pada teknologi yang ramah lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Kolaborasi internasional dalam tata kelola AI juga menjadi kunci untuk menyelaraskan kerangka regulasi, mendorong standar global untuk etika AI, dan memastikan penerapan teknologi AI yang aman di seluruh dunia.
Baca Juga: 5 Tren Crypto Februari 2024
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.