Google baru-baru ini menemukan dirinya dalam pusaran kontroversi setelah model AI atau artificial intelligenceGemini-nya menghasilkan gambar yang sangat tidak akurat dan “woke”, termasuk gambar Nazi yang beragam secara rasial dan raja Inggris abad pertengahan berkulit hitam. Dalam menanggapi kritik yang meluas, Google mengumumkan akan sebagian mengatasi masalah tersebut.
Jack Krawczyk, pemimpin produk Google Gemini Experiences, mengakui adanya ketidakakuratan dalam beberapa penggambaran historis yang dihasilkan oleh Gemini dan menyatakan bahwa timnya sedang bekerja untuk segera memperbaiki masalah ini.
Baca Juga: Kota Perth: Surga Crypto dengan Pantai Indah nan Terpencil
Google berusaha mengatasi masalah nyata di mana model difusi sering gagal menghasilkan tingkat keragaman dunia nyata, namun upaya perbaikan ini tampaknya berlebihan dan tidak sengaja menciptakan parodi AI yang terlalu dipengaruhi oleh ideologi.
Google merilis dua pembaruan untuk Gemini, termasuk peningkatan pada Gemini Advanced yang memungkinkan pengeditan dan eksekusi potongan kode Python langsung dari antarmuka pengguna. Pembaruan kedua memberikan akses ke model 1.0 Ultra pada rencana bisnis dan perusahaan Gemini, dengan perlindungan data tingkat perusahaan yang mencegah model Gemini menggunakan percakapan untuk tujuan pelatihan.
Reaksi terhadap ketidakakuratan citra Gemini telah menimbulkan kekecewaan di media sosial, dengan beberapa pengguna dan bahkan pengembang Google menyatakan rasa malu mereka bekerja untuk perusahaan tersebut. Kontroversi ini juga menyoroti bias serupa dalam AI chatbot populer lainnya, seperti ChatGPT dari OpenAI, menimbulkan pertanyaan mengapa ChatGPT tampaknya lolos dari pengawasan internet untuk masalah yang sama.
Dalam menghadapi kontroversi ini, Google berjanji untuk menangguhkan generasi gambar orang oleh Gemini dan akan merilis versi yang diperbaiki dalam waktu dekat. Sementara itu, Elon Musk menyoroti pentingnya model AI-nya sendiri, Grok, yang sedang bersiap untuk merilis versi yang diperbarui dalam beberapa minggu mendatang.
Kontroversi ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh perusahaan teknologi besar dalam menyeimbangkan inovasi AI dengan akurasi historis dan sensitivitas sosial.
Baca Juga: Terungkap! Rahasia di Balik Lonjakan Populeritas Crypto yang Tak Terduga
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: