Skandal Keuangan Guncang Dunia Crypto: Pendiri 3AC Tidak Minta Maaf, Apa yang Terjadi?

Updated
March 21, 2024
Gambar Skandal Keuangan Guncang Dunia Crypto: Pendiri 3AC Tidak Minta Maaf, Apa yang Terjadi?

Jakarta, Pintu News – Dalam sebuah wawancara yang mengejutkan, Kyle Davies, salah satu pendiri dari hedge fund crypto yang bangkrut, Three Arrows Capital (3AC), dengan terang-terangan menyatakan bahwa dia tidak merasa perlu meminta maaf atas kebangkrutan perusahaan yang mengguncang industri crypto. Davies juga mengungkapkan strateginya untuk menghindari hukuman penjara. Simak berita lengkapnya berikut ini!

Kebangkrutan Tanpa Penyesalan

Davies menegaskan sikapnya yang kontroversial dalam sebuah episode podcast Unchained, di mana dia tertawa saat mengatakan bahwa kebangkrutan adalah hal yang lumrah terjadi pada perusahaan. Dia bahkan menyarankan bahwa pengalaman 3AC bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan lain tentang cara menghadapi kebangkrutan dengan lebih baik.

Meskipun menghadapi kritik tajam dari media sosial dan komunitas crypto, Davies tetap yakin bahwa reputasi profesionalnya tidak tercoreng. Dia berargumen bahwa kegagalan sebuah perusahaan tidak selalu mencerminkan kemampuan atau integritas pemimpinnya.

Baca Juga: Akun Twitter Trezor Diretas dan Promosikan Penipuan Kripto, Kok Bisa?

Strategi Menghindari Hukuman

Davies mengungkapkan bahwa dia akan melakukan segala cara untuk menghindari kembali ke Singapura, tempat dia berpotensi menghadapi hukuman penjara. Saat ini, dia mengklaim berada di Eropa dan sering berpindah-pindah antara Eropa dan Asia, dengan Portugal disebut-sebut sebagai salah satu tempat tinggalnya.

Pendiri 3AC tersebut juga menyinggung tentang upaya-upaya yang dilakukannya bersama Su Zhu, rekan pendirinya, untuk meluncurkan OPNX, sebuah platform klaim kebangkrutan hibrida dan bursa crypto. Namun, OPNX mengumumkan penghentian operasinya pada awal Februari, menambah daftar kegagalan yang terkait dengan Davies dan Zhu.

Baca Juga: Skandal Besar: Pengadilan Nigeria Perintahkan Binance Buka Data Pengguna!

Tantangan Hukum dan Masa Depan

Davies menantang klaim bahwa 3AC telah menyesatkan tentang kondisi keuangannya, dengan mengatakan bahwa proses due diligence selalu dilakukan sesuai dengan apa yang dianggap masuk akal pada saat itu. Dia juga membantah keterlibatan dalam aktivitas penipuan, meskipun mengakui bahwa prosesnya tidak “sangat ketat”.

Pendiri 3AC tersebut juga mengkritik tindakan likuidator dan media, menuduh mereka melakukan postur dan bluster. Davies menegaskan bahwa dia dan Zhu tidak pernah berdagang saat 3AC insolven dan menantang siapa pun yang mengklaim sebaliknya untuk membuktikannya.

Davies dan Zhu kini menghadapi tantangan hukum yang signifikan, termasuk perintah pengadilan dari Kepulauan Virgin Inggris yang membekukan aset mereka senilai $1,14 miliar. Likuidator saat ini berusaha untuk memulihkan $1,3 miliar langsung dari keduanya, menuduh mereka menggunakan dana investor dengan cara yang tidak bertanggung jawab setelah 3AC menjadi insolven.

Kesimpulan

Kisah Kyle Davies dan kebangkrutan 3AC menyoroti risiko dan tantangan dalam industri crypto, sekaligus mengingatkan bahwa kegagalan bisa menjadi pelajaran berharga, meskipun pendekatan Davies terhadap situasi ini mungkin tidak diterima oleh semua pihak.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->