Jakarta, Pintu News – Setelah sempat dianggap sebagai teknologi masa depan yang menjanjikan, metaverse mengalami penurunan minat. Namun, di Jerman, terjadi gelombang kedua ketertarikan terhadap metaverse, khususnya dalam penerapannya di bidang administrasi publik dan industri.
Inisiatif baru ini menjanjikan revolusi dalam cara layanan publik disajikan dan bagaimana industri beroperasi, menandai era baru dalam integrasi teknologi digital dan kehidupan nyata. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Pemerintah dan lembaga penelitian di Jerman melihat potensi besar dari teknologi metaverse dalam merevolusi berbagai aspek kehidupan, termasuk hiburan, interaksi sosial, administrasi publik, dan proses industri. Metaverse, yang dibangun di atas teknologi blockchain, realitas virtual (VR), realitas tertambah , Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan , big data, komputasi spasial, dan kembaran digital, menjanjikan era baru konektivitas dan inovasi.
Administrasi publik dan pemerintah dapat memperoleh manfaat dari integrasi layanan mereka dengan metaverse. Menurut GĂĽnter Wenzel dari Fraunhofer Institute for Industrial Engineering IAO, metaverse dianggap sebagai tahap evolusi berikutnya dari internet, di mana warga negara dapat mengakses layanan publik dari mana saja melalui smartphone, desktop, atau kacamata VR dan AR, dengan transaksi dan akses yang diamankan oleh teknologi kriptografi.
Baca Juga: Revolusi Pembuatan VR: Victoria VR Gandeng OpenAI untuk Kreasi Tanpa Kode!
Inisiatif kolaboratif antara Kementerian Dalam Negeri dan Olahraga di Lower Saxony, Universitas MĂĽnster, dan PricewaterhouseCoopers telah menunjukkan keuntungan menggunakan teknologi imersif dalam administrasi publik. Melalui serangkaian acara multihari di tahun 2022, peserta merasakan peningkatan kepuasan, komunikasi, dan rasa kebersamaan berkat penggunaan ruang kolaborasi VR.
Selain itu, pemerintah negara bagian Lower Saxony sedang mengerjakan proyek “Extended Reality” untuk mengeksplorasi potensi teknologi realitas terluas (XR) bagi layanan administrasi publik. Proyek ini dan studi ilmiah lebih lanjut bertujuan untuk memberikan informasi tentang nilai tambah kolaborasi dalam VR dibandingkan dengan realitas campuran (MR) dalam konteks pekerjaan proyek dan komunikasi dengan warga negara.
Baca Juga: Virtual Reality: Bangkit dari Abu Metaverse dan Menuju Masa Depan
Meskipun statistik awal menunjukkan hasil positif, masih ada ketidakpastian mengenai penggunaan teknologi imersif dalam administrasi publik di Lower Saxony. Penting untuk mengakui tidak hanya potensi tetapi juga keterbatasan dan bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi ini. Risiko internal, seperti kebutuhan akan keamanan siber dan perlindungan data yang kuat, serta dampak teknologi terhadap kesehatan karyawan dan praktik penanganan data, memerlukan pertimbangan yang cermat.
Inisiatif regional di Jerman, seperti proyek CyberLänd di Baden-Württemberg, bertujuan untuk menjelajahi potensi politik, industri, dan sosial dari metaverse. Demikian pula, sektor industri Jerman, termasuk Siemens Energy dan BMW, mengakui manfaat metaverse untuk pengembangan dan produksi, menandakan era baru dalam pemanfaatan teknologi digital.
Kesimpulan
Gelombang kedua minat terhadap metaverse di Jerman, terutama dalam administrasi publik dan industri, menjanjikan perubahan signifikan dalam cara layanan disajikan dan operasi industri dilakukan. Dengan mengatasi tantangan seperti keamanan data dan keterbatasan perangkat keras, Jerman berada di garis depan dalam mengintegrasikan teknologi masa depan ini ke dalam kehidupan sehari-hari, membuka jalan bagi inovasi dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: