Jakarta, Pintu News – Mark Zuckerberg, CEO Meta, telah memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang memajukan pengembangan interaksi manusia-komputer dengan teknologi wearable yang dapat membaca sinyal otak. Perangkat yang tidak invasif ini dirancang untuk memungkinkan pengguna mengontrol komputer dan perangkat lain melalui gerakan tangan yang disampaikan oleh otak, membuka era baru dalam teknologi wearable. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Berbeda dengan inisiatif Neuralink milik Elon Musk, yang melibatkan implantasi chip ke dalam otak, wearable yang dikembangkan oleh Meta adalah perangkat yang dipakai di pergelangan tangan. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan elektromiografi (EMG) untuk menafsirkan sinyal otak terkait dengan gerakan tangan yang diinginkan, lalu menerjemahkannya menjadi perintah untuk mengontrol perangkat.
Menurut Zuckerberg, gelang ini mampu membaca sinyal yang dikirimkan otak ke tangan untuk menggerakkan jari-jari dengan cara yang sangat halus. Ini memungkinkan interaksi yang lebih intuitif dan langsung dengan teknologi, tanpa perlu perangkat masukan fisik seperti mouse atau keyboard.
Baca Juga: Meta Ubah Haluan ke Metaverse Korporat: Apa Artinya Bagi Masa Depan Teknologi?
Salah satu aplikasi paling menarik dari wearable ini adalah kemampuannya untuk terintegrasi dengan kacamata pintar augmented reality Ray-Ban yang juga dikembangkan oleh Meta. Dengan menggabungkan kedua teknologi ini, pengguna bisa mendapatkan pengalaman yang benar-benar futuristik dan multifungsi.
Zuckerberg menyatakan bahwa fitur utama dari kacamata pintar ini adalah integrasi dengan kecerdasan buatan, memungkinkan pengguna tidak hanya berinteraksi melalui teks atau suara, tetapi juga menanyakan tentang hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Kacamata tersebut dapat melihat dan menjawab pertanyaan tentang lingkungan sekitar pengguna, yang menjadikannya sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Metaverse Meta Tambahkan Kaki pada Avatar-nya: Apa yang Perlu Kamu Ketahui?
Di tengah antusiasme yang tinggi terhadap kemajuan teknologi ini, masalah privasi dan regulasi sudah mulai mendapatkan perhatian. Undang-undang baru yang disebut Protect Privacy of Biological Data Act baru-baru ini disahkan di Colorado, yang memperluas definisi “data sensitif” untuk mencakup data biologis dan neural.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah mulai merespon potensi masalah privasi yang dapat timbul dari teknologi neuro yang berkembang pesat. Kebijakan ini akan memainkan peran kunci dalam mengatur cara perusahaan seperti Meta mengelola dan melindungi data yang dikumpulkan dari wearable ini.
Kesimpulan
Inisiatif Meta untuk mengembangkan wearable yang dapat membaca sinyal otak menandai langkah besar dalam evolusi interaksi manusia-komputer. Dengan menggabungkan EMG dan kecerdasan buatan, Meta tidak hanya meningkatkan cara kita berinteraksi dengan perangkat digital tetapi juga memperkenalkan pertimbangan baru tentang privasi dan keamanan data. Masa depan interaksi manusia-komputer tampak semakin menarik dengan perkembangan ini.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: