Jakarta, Pintu News ā Telegram baru-baru ini mengumumkan integrasi blockchain TON dan token asli Toncoin. Namun, di balik berita gembira ini, ada bahaya mengintai para pengguna Telegram. Penipu memanfaatkan momen ini untuk melancarkan aksi penipuan dengan modus skema piramida referral. Simak berita lengkapnya disini!
Dukungan publik Telegram terhadap blockchain The Open Network dan rencananya untuk memasukkan token asli Toncoin telah menarik perhatian para penipu. Mereka menargetkan pengguna Telegram yang tidak curiga untuk mengeksploitasi mereka.
Informasi yang dibagikan kepada Cointelegraph dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menguraikan penipuan mata uang kripto yang telah berupaya mencuri Toncoin (TON) dari pengguna Telegram di seluruh dunia.
Baca Juga: 5 Crypto Naik Hari Ini (24/4/24), Harga HBAR Meroket 85%
Para penipu memulai aksinya dengan mengirimkan tautan dari teman atau kontak untuk berpartisipasi dalam āprogram penghasilan eksklusifā. Korban kemudian diminta untuk bergabung dengan bot Telegram tidak resmi yang konon dirancang untuk menyimpan mata uang kripto dan menautkan dompet Web3 mereka ke sistem bot.
Setelah korban terhubung dengan bot, mereka akan diminta untuk membeli āboosterā palsu. Booster ini diberi nama āsepedaā, āmobilā, ākeretaā, āpesawatā, atau āroketā, masing-masing dengan biaya berbeda mulai dari 5 hingga 500 Toncoin.
Pengguna bisa kehilangan uang mulai dari $2 hingga $2.700 melalui skema piramida yang ditargetkan ini. Setelah meyakinkan pengguna untuk membeli booster palsu, para penipu juga menawarkan program rujukan yang mengharuskan korban membuat grup Telegram pribadi dengan teman dan kontak.
Baca Juga: Krisis Penarikan Dana di Filipina: Binance Diblokir tanpa Solusi Pengganti!
Para penipu menjanjikan penghasilan dari dua sumber, termasuk pembayaran tetap sebesar 25 TON untuk setiap teman yang diundang dan komisi berdasarkan tarif booster yang dibeli oleh referral Anda.
āIni ternyata skema piramida klasik, di mana setiap peserta adalah mitra daripada penumpang gelap. Sayangnya, tidak ada yang mendapat untung kecuali para penipu, dan semua āmitraā kehilangan investasi mereka,ā jelas analis Kaspersky.
Kesimpulan
Kemitraan Telegram dengan TON telah menjadi ladang empuk bagi para penipu untuk meraup keuntungan. Skema piramida referral yang mereka jalankan telah merugikan banyak pengguna Telegram di seluruh dunia.
Kaspersky melaporkan bahwa penipuan ini telah aktif setidaknya sejak November 2023. Perusahaan keamanan siber tersebut telah meminta informasi tambahan dari Telegram dan TON mengenai jumlah pengguna yang terpengaruh dan total dana yang telah hilang.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi