Airdrop Ethereum L2 EigenLayer: Airdrop Tambahan Senilai 28 Juta EIGEN Siap Dibagikan?

Updated
May 7, 2024
Gambar Airdrop Ethereum L2 EigenLayer: Airdrop Tambahan Senilai 28 Juta EIGEN Siap Dibagikan?

Jakarta, Pintu News ā€“ Protokol restaking Ethereum, EigenLayer, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna crypto karena airdrop token EIGEN yang kontroversial. Airdrop ini menuai kritik karena persyaratannya yang ketat dan pembagian token yang tidak merata.

Airdrop EigenLayer: Kontroversi dan Kekecewaan

EigenLayer, protokol keuangan terdesentralisasi terbesar kedua dengan total nilai terkunci (TVL) sebesar $15,67 miliar, mengumumkan rencana airdrop yang mengejutkan pada tanggal 29 April. Namun, pengumuman tersebut langsung menuai kecaman dari komunitas crypto. Salah satu kontroversi utama adalah pembagian token yang tidak adil.

Baca Juga: Massa Crypto: Blockchain Layer 1 yang Mengatasi Tantangan Skalabilitas

Hanya 5% dari pasokan token awal yang dialokasikan untuk pengguna awal yang berpartisipasi dalam Musim Pertama. Sementara itu, pengguna dari 30 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Tiongkok, dan Rusia, tidak dapat mengklaim token EIGEN.

Tanggapan Komunitas dan Perubahan Kebijakan

Tanggapan Komunitas dan Perubahan Kebijakan
Bonecondor

Menanggapi kritik dari komunitas, EigenLayer mengumumkan dalam posting tindak lanjut pada tanggal 3 Mei bahwa mereka akan memberikan airdrop tambahan sebesar 28 juta EIGEN kepada 280.000 dompet crypto. Namun, perubahan kebijakan ini tidak sepenuhnya meredakan kekecewaan komunitas.

Beberapa pengguna mempertanyakan mengapa EigenLayer menerima stake dari negara-negara yang dilarang tetapi tidak memberikan hadiah kepada mereka. Mereka berpendapat bahwa hal ini tidak adil bagi pengguna yang telah mengambil risiko dengan berpartisipasi dalam protokol.

Dampak Airdrop pada Harga Token

Airdrop EigenLayer bukan satu-satunya airdrop yang menuai kontroversi. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa airdrop besar lainnya juga gagal memenuhi ekspektasi. Misalnya, airdrop token WORM dari platform perpesanan lintas rantai Wormhole pada tanggal 4 April sempat membuat harga token tersebut melonjak hingga $22 miliar.

Namun, sejak saat itu, harga WORM telah kehilangan lebih dari 50% nilainya. Airdrop token STRK dari solusi penskalaan Ethereum layer-2 Starknet juga mengalami nasib yang sama. Setelah airdrop pada bulan Februari, harga STRK sempat naik, tetapi kemudian turun hingga 43%. Hal ini disebabkan oleh dugaan adanya praktik ā€œairdrop farmingā€ di mana pengguna membuat akun pengembang duplikat di GitHub untuk mengklaim token STRK.

Kesimpulan

Airdrop telah menjadi strategi populer untuk menarik pengguna dan meningkatkan kesadaran proyek crypto. Namun, beberapa airdrop baru-baru ini gagal memenuhi harapan dan malah menuai kontroversi. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan model airdrop dan dampaknya pada harga token.

Baca Juga: Prediksi Harga Cosmos Crypto, Seberapa Tinggi ATOM Bisa Terbang?

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->