Jakarta, Pintu News – Arbitrum , token Layer 2 (L2) yang populer, baru-baru ini menunjukkan sinyal beli berdasarkan metrik on-chain-nya. Namun, analisis lebih lanjut terhadap pergerakan harga ARB dalam jangka pendek menunjukkan kemungkinan penurunan harga lebih lanjut.
Artikel ini akan membahas sinyal beli ARB, sentimen pasar crypto, dan indikator teknis yang dapat membantu memprediksi pergerakan harga ARB dalam waktu dekat.
Salah satu indikator yang menunjukkan sinyal beli ARB adalah Market Value to Realized Value (MVRV) ratio. MVRV ratio membandingkan harga pasar saat ini dengan harga rata-rata pembelian koin atau token yang beredar. Ketika MVRV ratio negatif, artinya harga pasar saat ini lebih rendah dari harga rata-rata pembelian, yang mengindikasikan potensi keuntungan jika membeli pada saat itu.
Baca Juga: Perang Meme Coin: Akankah HOBBES atau DOGE20 yang Pertama Mencapai $1?
Pada saat penulisan, MVRV ratio ARB pada moving average 30 hari dan 365 hari menunjukkan nilai negatif, yaitu -3,51% dan -31,72%. Hal ini menunjukkan bahwa ARB saat ini diperdagangkan di bawah harga rata-rata pembelian historisnya, sehingga berpotensi menjadi peluang beli yang baik.
Sentimen pasar terhadap ARB juga menunjukkan tren negatif sejak April. Weighted sentiment ARB, yang mengukur sentimen pasar secara keseluruhan, berada di level -0,99 pada saat penulisan. Nilai negatif ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku pasar memiliki sentimen negatif terhadap ARB, yang dapat mempengaruhi pergerakan harga ARB ke bawah.
Selain MVRV ratio dan sentimen pasar, indikator teknis seperti Relative Strength Index (RSI) dan Chaikin Money Flow (CMF) juga dapat memberikan sinyal tentang pergerakan harga ARB. RSI mengukur momentum perubahan harga aset, sedangkan CMF mengukur aliran modal masuk dan keluar dari pasar aset.
Pada saat penulisan, RSI ARB berada di level 29,79, di bawah garis netral. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar lebih memilih untuk menjual ARB daripada menahan atau mengakumulasi lebih banyak token. Sementara itu, CMF ARB berada di level -0,10, menunjukkan peningkatan arus keluar likuiditas dari pasar ARB, yang dapat memberikan tekanan jual pada harganya.
Berdasarkan analisis metrik on-chain, sentimen pasar, dan indikator teknis, terdapat potensi penurunan harga ARB dalam jangka pendek. Jika tekanan jual meningkat, harga ARB dapat jatuh di bawah support jangka panjang di $0,92 dan bergerak menuju $0,84. Namun, perlu dicatat bahwa analisis ini tidak dapat menjamin pergerakan harga ARB di masa mendatang, dan investor harus selalu melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan investasi.
Baca Juga: Sandbox Vietnam Gandeng AI.Society untuk Majukan Web3 dan Pengalaman Metaverse
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.