Jakarta, Pintu News – Trader crypto pasti sudah tidak asing lagi dengan Ripple, salah satu pemain besar dalam dunia crypto. Kabar terbaru dari Ripple adalah diskusi mereka dengan akademisi tentang komputasi kuantum yang berpotensi mengganggu keamanan blockchain.
Baru-baru ini, Ripple meningkatkan kesadaran tentang perlunya kriptografi tahan kuantum untuk mengamankan sistem blockchain dari potensi ancaman masa depan dari komputasi kuantum.
Profesor Massimiliano Sala, seorang ahli matematika terkenal dari Universitas Trento di Italia, baru-baru ini mendiskusikan masa depan teknologi blockchain, enkripsi, dan komputasi kuantum dengan tim Ripple sebagai bagian dari seri kuliah universitas yang sedang berlangsung.
Baca juga: Ripple Siap Luncurkan Stablecoin Berbasis Dolar AS, CTO David Schwartz Beri Kode!
Menurut Sala, metode enkripsi yang digunakan oleh jaringan blockchain saat ini dapat dengan mudah dipecahkan oleh komputer kuantum dalam waktu dekat, sehingga membahayakan seluruh blockchain:
“Komputer kuantum dapat dengan mudah memecahkan masalah yang menjadi dasar dari tanda tangan digital, sehingga berpotensi merusak mekanisme yang melindungi aset pengguna pada platform blockchain.”
Lebih lanjut, Sala mengacu pada sebuah peristiwa teoritis yang dikenal sebagai “Q-day,” sebuah titik ketika komputer kuantum menjadi cukup kuat dan mudah digunakan oleh orang-orang jahat untuk memecahkan metode enkripsi yang saat ini digunakan untuk mengamankan data.
Skenario seperti itu akan sangat merusak setiap bidang di mana menjaga data tetap aman dan tidak dirusak oleh pihak luar adalah hal yang sangat penting, terutama layanan darurat, perbankan, keamanan nasional, dan bidang medis.
Demikian pula, hal ini dapat mengganggu seluruh ruang lingkup mata uang kripto dan blockchain dengan mengekspos kerentanan pada smart contract, dompet digital, dan infrastruktur blockchain yang mendasarinya.
Penelitian ini juga memperingatkan bahwa semua sistem kripto kunci publik klasik harus diganti dengan sistem kripto yang aman dari serangan kuantum. Gagasan yang disampaikan di sini adalah bahwa komputer kuantum yang akan datang atau algoritma serangan kuantum dapat dengan mudah memecahkan kunci enkripsi dengan menggunakan kekuatan komputasi kasar.
Bitcoin, mata uang digital dan blockchain terkemuka di dunia, juga dapat jatuh jika diserang oleh komputer kuantum di masa depan.
Algoritma kriptografi saat ini, seperti yang digunakan dalam Bitcoin, bergantung pada masalah matematika yang secara komputasi tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik dalam jangka waktu yang masuk akal.
Akan tetapi, komputer kuantum, dengan kekuatan pemrosesan yang luar biasa, berpotensi untuk mematahkan algoritma ini.
Baca juga: Crypto yang Tahan Kuantum: Apakah Mereka Benar-Benar Aman?
Meskipun saat ini belum ada komputer kuantum praktis yang mampu melakukan tugas seperti itu, pemerintah dan lembaga ilmiah di seluruh dunia telah mengantisipasi Q-day. Namun, Sala menyinggung kekhawatiran tersebut, dengan mengatakan bahwa peristiwa semacam itu mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Dia juga membahas tantangan teknis, seperti tuntutan komputasi yang lebih tinggi dan jumlah data yang lebih besar untuk transaksi yang aman. Namun, Sala tetap antusias dengan penelitian yang sedang berlangsung untuk meningkatkan implementasi ini untuk penggunaan praktis.
Sala memuji inisiatif kolaborasi internasional, termasuk proses standarisasi National Institute of Standards and Technology (NIST) Amerika Serikat, yang memajukan pengembangan standar kriptografi yang tahan terhadap kuantum.
Dia menyatakan bahwa metode kolaboratif dapat memastikan bahwa skema baru dievaluasi secara ketat di seluruh komunitas, sehingga meningkatkan keandalan dan keamanannya.
Sala juga menyarankan untuk memasukkan metode kriptografi saat ini ke dalam kursus akademis tradisional untuk pendidikan, dengan fokus pada isu-isu yang sedang berkembang di sektor ini.
“Kemungkinan terwujudnya ancaman kuantum mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Sala. “Tetapi cukup signifikan untuk menjamin langkah-langkah proaktif.”
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
*Featured Image: The Currency Analytics