Jakarta, Pintu News – Minat masyarakat Nigeria terhadap Bitcoin tetap tinggi meski pemerintah memperketat aturan terkait perdagangan crypto secara peer-to-peer (P2P). Langkah ini telah menimbulkan kemarahan di kalangan banyak anak muda Nigeria, namun antusiasme mereka terhadap Bitcoin tidak berkurang. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Menurut statistik Google Trends, Nigeria, pasar crypto terbesar di Afrika, saat ini menjadi negara dengan minat tertinggi terhadap Bitcoin (BTC), diikuti oleh El Salvador.
Analisis geografis menunjukkan bahwa negara bagian Delta memimpin dalam minat terhadap Bitcoin, diikuti oleh negara bagian seperti Anambra, Ekiti, Enugu, Ondo, Ebonyi, Bayelsa, Osun, Edo, dan Imo. Menariknya, Lagos, pusat komersial Nigeria, tidak termasuk dalam 15 kota teratas terkait minat pencarian Google untuk Bitcoin.
Data ini menunjukkan bahwa daerah-daerah yang ditandai dengan ketidakamanan, penetrasi bank yang rendah, dan proporsi milenial yang tinggi lebih mungkin mengadopsi Bitcoin sebagai sarana penyimpanan nilai dan fasilitator pembayaran.
Penduduk Nigeria juga beralih ke stablecoin, terutama yang terkait dengan dolar AS, sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan fluktuasi mata uang. Tether mendominasi pasar sebagai stablecoin paling populer, dan penggunaannya semakin praktis untuk bisnis lokal dan diaspora dalam melakukan transaksi.
Baca Juga: Kenaikan Biaya Kripto di Nigeria: Undangan Bagi ‘Pemain Besar’ Kripto!
Pemerintah Nigeria baru-baru ini mengambil tindakan yang meragukan dalam upaya mengatasi masalah ekonomi dan mencegah kehancuran mata uang. Pada Mei 2024, pemerintah Nigeria mulai mempersiapkan pengenalan peraturan baru yang melarang pertukaran crypto P2P menggunakan naira, mata uang nasional.
Komisi Sekuritas dan Bursa Nigeria (SEC) juga menuduh pertukaran crypto Binance terlibat dalam manipulasi mata uang dan spekulasi, yang mereka klaim menyebabkan devaluasi naira dan memerlukan intervensi pemerintah.
Sikap tegas badan regulasi ini ditunjukkan awal tahun ini ketika mereka memberlakukan larangan operasi Binance di Nigeria, diikuti dengan penangkapan dan penahanan eksekutif puncaknya, Tigran Gambaryan dan Nadeem Anjarwalla, sebagai demonstrasi tekad mereka untuk menegakkan standar regulasi.
Sementara Anjarwalla berhasil melarikan diri dari tahanan, Gambaryan dibawa ke dalam tahanan di Abuja dan sekarang menghadapi persidangan atas tuduhan pencucian uang dan penggelapan pajak.
Baca Juga: Kebijakan Baru Nigeria: Kini CBN Buka Pintu untuk Transaksi Crypto!
Pada Januari 2024, Bank Sentral Nigeria merilis panduan awal untuk bank yang membuka akun crypto, meskipun bank masih tidak diizinkan untuk memperdagangkan atau memegang aset virtual dalam portofolio mereka sendiri.
Langkah ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk membersihkan sektor crypto dan memastikan bahwa aktivitas perdagangan dilakukan dengan standar kepatuhan yang ketat.
Pemerintah juga telah memperkenalkan berbagai tindakan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem keuangan tradisional, termasuk memperkuat kerangka regulasi dan memperluas akses ke layanan keuangan di daerah pedesaan. Namun, meskipun ada upaya tersebut, banyak penduduk Nigeria yang tetap memilih untuk menggunakan crypto sebagai alternatif yang lebih aman dan stabil di tengah ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Minat Nigeria terhadap Bitcoin dan crypto lainnya tetap tinggi meskipun ada berbagai tantangan regulasi. Dengan meningkatnya penggunaan stablecoin dan adaptasi teknologi crypto oleh masyarakat, masa depan industri ini di Nigeria tampaknya masih cerah. Namun, pemerintah perlu mencari keseimbangan antara regulasi yang efektif dan dukungan terhadap inovasi teknologi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: