Jakarta, Pintu News – Pasar crypto Indonesia menunjukkan tren yang menarik di kuartal pertama 2024. Tether , Bitcoin , dan memecoin seperti Pepe , Shiba Inu , dan Dogecoin menjadi aset crypto yang paling banyak diperdagangkan.
“Terjadi pergeseran preferensi aset crypto dibandingkan kuartal keempat 2023, di mana Render (RNDR) dan Solana sempat masuk dalam 5 aset teratas bersama BTC dan Ethereum ,” ujar Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dalam seminar “Langkah Bappebti dalam Mengembangkan Pasar Crypto Indonesia” pada Kamis.
Survei yang dilakukan Indonesia Crypto Network pada Desember 2023 hingga Januari 2024 dalam laporan “Survei Terbaru: 5 Perilaku Pengguna Investor Crypto Indonesia” menunjukkan bahwa saat ini, 53 persen investor crypto di Indonesia mengalokasikan dana lebih dari Rp 500.000.
Baca Juga: Indeks Fear & Greed Crypto: Panduan untuk Memahami Sentimen Pasar
Tirta Karma Senjaya mencatat bahwa hingga kuartal pertama 2024, jumlah investor crypto di Indonesia mencapai 20 juta, meningkat sekitar 570.000 investor dibandingkan Februari 2024 yang mencapai 19,18 juta investor crypto, dengan nilai transaksi mencapai Rp 211 triliun. Meskipun mengalami lonjakan, industri ini masih menghadapi banyak tantangan, terutama regulasi yang kompleks.
“Regulasi yang baik harus tetap memberikan ruang untuk inovasi dan eksplorasi bagi industri dan pendukung ekosistemnya, sekaligus memastikan keamanan investasi,” ujarnya.
Tirta menambahkan bahwa tantangan ini merupakan tanggung jawab bersama, khususnya bagi pemerintah, untuk mengatur penggunaan blockchain. “Kami percaya bahwa pengembangan dari sisi hulu akan membawa manfaat bagi Indonesia,” katanya.
Dalam acara yang sama, Malikulkusno Utomo, General Counsel Pintu Kemana Saja (Pintu), platform investasi crypto, menyebutkan bahwa industri crypto di Indonesia menghadapi tantangan regulasi crypto karena sifatnya yang cepat dan dinamis dengan berbagai kasus yang muncul setiap hari.
“Spot trading hanyalah satu produk, sementara masih banyak produk lain seperti decentralized finance , Web3, non-fungible tokens (NFT), dan produk crypto lainnya yang menjadi tantangan bagi semua pihak,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat di tengah meningkatnya jumlah investor, tidak hanya untuk meningkatkan penetrasi pasar tetapi juga meningkatkan pemahaman investor tentang risiko yang terlibat dalam investasi crypto. “Investor harus melakukan riset, menentukan risiko, dan mengalokasikan persentase dana yang bijak untuk diinvestasikan dalam aset crypto,” tambahnya.
CEO bursa crypto Tokocrypto, Yudhono Rawis, memproyeksikan bahwa nilai transaksi aset crypto di Indonesia bisa mencapai Rp 800 triliun dalam setahun.
“Untuk semester kedua, mungkin kuartal ketiga dan keempat, rata-rata mungkin naik dari Rp 160 triliun per kuartal menjadi sekitar Rp 200 triliun per kuartal. Jadi, sekitar Rp 400 triliun di semester kedua tahun ini,” kata Yudhono.
Ia menjelaskan bahwa persetujuan resmi produk ETF berbasis Bitcoin (BTC), diikuti oleh potensi ETF berbasis Ethereum (ETH) di Amerika Serikat, berdampak positif pada pasar aset crypto baik di dalam negeri maupun global.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui ETF Bitcoin (BTC) pada 12 Januari, dan baru-baru ini, ETF Ethereum (ETH) mendapat lampu hijau dan diproyeksikan akan diluncurkan pada akhir tahun ini.
“Saya percaya ini akan mendorong pasar secara global, mendorong harga Bitcoin dan Ethereum lebih tinggi di paruh kedua tahun ini. Akibatnya, volume perdagangan juga akan meningkat,” pungkas Yudhono.
Baca Juga: Keren! Token MOTHER Iggy Azalea Kini Bisa Digunakan untuk Beli HP dan Paket Seluler
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.