
Jakarta, Pintu News ā Harga Ethereum mengalami penurunan dalam dua minggu terakhir, memicu kekhawatiran tentang lemahnya permintaan dan menurunnya pangsa pasar.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi katalis bagi lonjakan harga Ethereum dalam waktu dekat. Apakah ini saat yang tepat untuk mengakumulasi ETH sebelum reli besar terjadi?
Simak analisa lengkap menurut Crypto.news, pada artikel berikut ini!

Ethereum mengalami penurunan dominasi pasar seiring dengan meningkatnya persaingan dari Solana .
Data dari DeFi Llama menunjukkan bahwa volume perdagangan 30 hari Ethereum hanya mencapai Rp1,55 kuadriliun ($95 miliar), jauh di bawah Solana yang mencapai Rp4,31 kuadriliun ($264 miliar).
Tidak hanya itu, Ethereum juga kehilangan posisi dalam hal pendapatan dari biaya transaksi. Tahun ini, jaringan Ethereum hanya mengumpulkan Rp2,8 triliun ($172 juta), menjadikannya proyek crypto paling menguntungkan keenam setelah Tether , Tron , Jito, Solana (SOL), dan Circle. Penurunan ini menjadi salah satu alasan pelemahan harga ETH dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Harga 1 Pi Network (PI) Berapa Rupiah (10/2/25)?

Salah satu faktor yang dapat mendorong kenaikan harga Ethereum adalah aliran dana yang masuk ke ETF spot Ethereum. Data dari SoSoValue menunjukkan bahwa dana ini telah mencatat arus masuk bersih selama enam hari berturut-turut, dengan total Rp51,8 triliun ($3,17 miliar).
Fenomena ini menunjukkan bahwa investor institusional di Wall Street sedang membeli Ethereum dalam jumlah besar. Namun, ETF Ethereum masih memiliki jalan panjang untuk menyamai Bitcoin , yang telah mengumpulkan lebih dari Rp653,5 triliun ($40 miliar) dalam arus masuk dana sejak peluncurannya.
Baca juga: Peluncuran Mainnet Pi Network Ditunda: Inilah Bursa yang akan Listing Pi Coin Pertama Kali!

Penurunan saldo Ethereum di bursa crypto menjadi indikator kuat bahwa investor mulai mengakumulasi aset ini. Data CoinGlass menunjukkan bahwa saldo ETH di bursa telah turun menjadi 15,36 juta ETH, turun dari 16,1 juta ETH pada awal tahun ini. Jumlah ini merupakan level terendah sejak Desember tahun lalu.
Fenomena ini sering kali terjadi ketika aktivitas perdagangan over-the-counter (OTC) meningkat. OTC biasanya digunakan oleh institusi besar yang ingin membeli Ethereum dalam jumlah besar tanpa mempengaruhi harga di bursa publik.
Secara teknikal, grafik mingguan Ethereum menunjukkan bahwa harga ETH telah menyentuh level terendah di Rp35 juta ($2.140) minggu ini, yang merupakan level terendah sejak Agustus tahun lalu. Namun, pola candlestick yang terbentuk adalah āhammer patternā, yang sering kali menjadi sinyal pembalikan bullish.

Pola serupa terjadi pada Agustus tahun lalu, ketika harga Ethereum mencapai titik terendah di Rp34,9 juta ($2.139) sebelum akhirnya mengalami kenaikan signifikan.
Dengan ETH yang kembali menemukan support di moving average 200 minggu, kemungkinan besar harga akan mengalami kenaikan kembali dan menguji resistensi di Rp66,7 juta ($4.080).
Jika berhasil menembus level tersebut, ETH bisa melanjutkan kenaikan ke rekor tertinggi di Rp78,4 juta ($4.800) dan bisa mencapai Rp98 juta ($6.000).
Itu dia informasi terkini seputarĀ berita cryptoĀ hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputarĀ akademi cryptoĀ dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto danĀ blockchain.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalamanĀ trading cryptoĀ yang mudah dan aman dengan mengunduhĀ aplikasi kriptoĀ Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. KlikĀ Daftar PintuĀ jika kamu belum memiliki akun atau klikĀ Login PintuĀ jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitasĀ jual beli bitcoinĀ dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: