
Jakarta, Pintu News – Sanering adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral dengan cara menurunkan nilai nominal suatu mata uang secara drastis. Tujuannya adalah untuk mengendalikan inflasi yang tidak terkendali, mengurangi jumlah uang beredar, dan menstabilkan kondisi ekonomi. Berbeda dengan redenominasi yang hanya menyederhanakan angka tanpa mengubah daya beli, sanering justru mengurangi daya beli uang yang beredar di masyarakat.
Sanering sering dilakukan saat kondisi ekonomi suatu negara mengalami krisis parah, seperti hiperinflasi atau ketidakseimbangan fiskal yang ekstrem. Kebijakan ini biasanya disertai dengan penggantian uang lama menjadi uang baru dengan nilai yang lebih rendah.

Baca Juga: 7 Cara Jual Beli Emas Tokenisasi di Pintu, Mulai dari Rp11.000 dan Bisa 24/7
| Aspek | Sanering | Devaluasi |
|---|---|---|
| Tujuan | Mengurangi jumlah uang beredar dan daya beli | Meningkatkan daya saing ekspor |
| Mekanisme | Pemotongan nilai uang secara langsung | Penyesuaian nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing |
| Dampak | Menurunkan daya beli domestik | Membuat barang impor lebih mahal, ekspor lebih murah |
| Penerapan | Domestik (nilai uang dipotong) | Eksternal (nilai tukar turun terhadap USD, dll) |
Sanering pernah terjadi di Indonesia pada 25 Agustus 1959, di bawah pemerintahan Presiden Soekarno. Saat itu, nilai pecahan Rp500 dan Rp1.000 diturunkan masing-masing menjadi Rp50 dan Rp100. Hal ini dilakukan untuk meredam hiperinflasi pasca kemerdekaan dan perang. Efeknya sangat terasa: daya beli masyarakat anjlok dan kepercayaan terhadap mata uang rupiah menurun drastis.
Jika sanering diterapkan kembali di masa depan, aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum bisa menjadi alternatif penyimpanan nilai. Beberapa dampak yang mungkin terjadi:
Namun, penting dicatat bahwa kripto juga bersifat volatil dan tidak sepenuhnya bebas risiko. Investor perlu mempertimbangkan secara matang strategi lindung nilai menggunakan aset digital.
Baca Juga: Panduan Lengkap Menabung Emas Digital di 2025 – Simpel, Aman, Bisa Mulai dari Rp11.000!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
1. Apa itu sanering?
Sanering adalah kebijakan pemotongan nilai uang secara drastis oleh pemerintah dengan tujuan mengurangi jumlah uang beredar dan mengendalikan inflasi. Kebijakan ini biasanya diterapkan saat kondisi ekonomi sangat kritis, seperti hiperinflasi.
2. Apa bedanya sanering dengan redenominasi?
Sanering mengurangi daya beli uang (nilai riilnya), sedangkan redenominasi hanya menyederhanakan nominal tanpa mengubah daya beli. Misalnya, redenominasi mengubah Rp1.000 menjadi Rp1, tapi barang tetap bisa dibeli dengan nilai yang sama. Sanering sebaliknya, bisa membuat uang Rp1.000 hanya bernilai Rp100 dalam hitungan riil.
3. Kapan sanering pernah terjadi di Indonesia?
Sanering pernah dilakukan pada tahun 1959 saat Presiden Soekarno menjabat. Saat itu, nilai nominal pecahan Rp500 dan Rp1.000 dipotong menjadi masing-masing Rp50 dan Rp100.
4. Apa dampak sanering terhadap masyarakat?
Sanering bisa mengurangi nilai tabungan dan aset masyarakat secara drastis, menurunkan daya beli, serta menimbulkan kepanikan jika tidak disertai komunikasi dan strategi ekonomi yang kuat.
5. Apakah sanering masih mungkin terjadi di era modern?
Meskipun kecil kemungkinannya, sanering tetap bisa terjadi jika kondisi ekonomi nasional memburuk secara ekstrem. Namun, kebijakan yang lebih umum digunakan saat ini adalah devaluasi, redenominasi, atau pengetatan moneter.
6. Apa pengaruh sanering terhadap aset kripto seperti Bitcoin?
Aset kripto berpotensi menjadi alternatif penyimpan nilai ketika kepercayaan terhadap mata uang fiat melemah akibat sanering. Kripto bisa mengalami lonjakan permintaan karena dianggap lebih aman dan tidak dikontrol oleh pemerintah.
7. Apakah kripto bisa melindungi kekayaan saat terjadi sanering?
Kripto seperti Bitcoin dapat berfungsi sebagai alat lindung nilai (hedge) dalam kondisi tertentu, karena tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan pemotongan nilai uang. Namun, volatilitas dan regulasi tetap menjadi faktor risiko yang harus diperhatikan.
8. Apa langkah yang bisa diambil masyarakat jika terjadi sanering?
Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi: mendiversifikasi aset (termasuk ke aset riil seperti emas atau kripto), menjaga likuiditas, dan memantau kebijakan ekonomi pemerintah secara aktif.