
Jakarta, Pintu News – Pertarungan antara teknologi blockchain dengan kemajuan komputer kuantum semakin memanas. Dengan perkembangan yang pesat di bidang komputasi kuantum, banyak yang mempertanyakan masa depan keamanan Bitcoin . Sementara beberapa platform seperti Solana telah memulai langkah ke arah keamanan kuantum, Bitcoin masih berada dalam fase diskusi intensif tentang pembaruan keamanannya.
Solana baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah menerapkan tanda tangan pasca-kuantum di testnet mereka, menunjukkan langkah proaktif dalam mengamankan jaringannya. Ethereum juga tidak ketinggalan, dengan roadmap yang jelas untuk mencapai keamanan kuantum. Ini menunjukkan sebuah tren di mana platform blockchain mulai serius mempertimbangkan risiko yang ditimbulkan oleh komputer kuantum.
Di sisi lain, komunitas Bitcoin masih terlibat dalam diskusi tentang bagaimana dan kapan harus mengimplementasikan teknologi serupa. Meskipun ada proposal yang aktif dibahas, masih ada keraguan mengenai kecepatan implementasi yang dapat dilakukan sebelum ancaman kuantum menjadi nyata.
Baca Juga: Cara Crypto Merombak Sistem Keuangan, AI, dan Privasi Hingga 2026 Menurut a16z Crypto
Michael Saylor, tokoh terkemuka dalam adopsi Bitcoin di kalangan korporat, memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, komputasi kuantum akan memperkuat, bukan merusak, Bitcoin. Saylor percaya bahwa perusahaan teknologi besar akan menyelesaikan masalah ini dan tidak akan membiarkan teknologi kuantum menjadi mainstream sebelum pemerintah memperbarui sistem mereka.
Namun, banyak ahli tidak setuju dengan pandangan Saylor yang mereka anggap terlalu sederhana dan kurang mengkhawatirkan. Eli Ben-Sasson, pendiri Starknet dan Zcash, menyatakan bahwa rencana Saylor mungkin teoritis bisa dilakukan, tetapi sulit diimplementasikan dalam praktik karena kesulitan mencapai konsensus.

Meskipun ada terobosan oleh Google dalam komputasi kuantum, teknologi ini diperkirakan masih membutuhkan waktu sekitar 5-15 tahun lagi sebelum benar-benar dapat mengancam jaringan dan dompet Bitcoin. Charles Edwards, pendiri Capriole Investments, memperkirakan ada kemungkinan 34%-55% bahwa Bitcoin bisa diretas oleh komputer kuantum pada tahun 2028-2030.
Bitcoin saat ini menggunakan Algoritma Tanda Tangan Digital Kurva Eliptik (ECDSA) dan mekanisme hashing SHA-256, di mana ECDSA dapat dengan mudah dipecahkan oleh komputer kuantum. Ini menempatkan alamat dalam format lama, terutama dari era Satoshi, dalam risiko tinggi, sementara alamat Segwit baru lebih aman dari serangan kuantum jarak jauh.
Dengan meningkatnya kemungkinan ancaman kuantum, penting bagi komunitas Bitcoin untuk mempercepat diskusi dan implementasi solusi keamanan kuantum. Masa depan Bitcoin mungkin bergantung pada seberapa cepat dan efektif komunitas dapat beradaptasi dengan teknologi yang berkembang. Keamanan pengguna dan integritas jaringan harus tetap menjadi prioritas utama dalam menghadapi potensi risiko ini.
Baca Juga: 7 Fakta XRP di Keuangan Institusional lewat Struktur Eksposur $900 Juta VivoPower
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Bagaimana ancaman komputasi kuantum dapat memengaruhi Bitcoin (BTC)?
Ancaman komputasi kuantum dapat memengaruhi Bitcoin (BTC) karena kemampuan komputer kuantum untuk memecahkan algoritma kriptografi yang digunakan dalam jaringan Bitcoin, seperti Algoritma Tanda Tangan Digital Kurva Eliptik (ECDSA), yang saat ini digunakan dalam keamanan Bitcoin.
Apa yang dilakukan Solana dan Ethereum untuk menghadapi ancaman kuantum?
Solana telah menerapkan tanda tangan pasca-kuantum di testnet mereka, sementara Ethereum sedang mengembangkan roadmap untuk mencapai keamanan kuantum, menunjukkan langkah proaktif dalam mengamankan jaringannya dari ancaman teknologi kuantum.
Apa pandangan Michael Saylor mengenai komputasi kuantum dan Bitcoin?
Michael Saylor percaya bahwa komputasi kuantum akan memperkuat Bitcoin, bukan merusaknya. Menurutnya, perusahaan teknologi besar akan menyelesaikan masalah ini sebelum teknologi kuantum menjadi mainstream, dan pemerintah akan memperbarui sistem mereka untuk menghadapinya.
Mengapa beberapa ahli tidak setuju dengan pandangan Michael Saylor?
Beberapa ahli, seperti Eli Ben-Sasson, berpendapat bahwa pandangan Saylor terlalu sederhana dan sulit diimplementasikan dalam praktik, karena kesulitan mencapai konsensus dalam komunitas teknologi dan kripto terkait penerapan solusi keamanan kuantum.
Berapa lama lagi sampai ancaman komputasi kuantum bisa mengancam Bitcoin?
Komputasi kuantum diperkirakan masih membutuhkan waktu sekitar 5-15 tahun untuk mencapai titik di mana ia dapat mengancam jaringan dan dompet Bitcoin secara efektif. Namun, para ahli memperkirakan ada kemungkinan 34%-55% bahwa Bitcoin bisa diretas oleh komputer kuantum pada tahun 2028-2030.
Apa yang dapat dilakukan untuk melindungi Bitcoin dari ancaman kuantum?
Untuk melindungi Bitcoin dari ancaman kuantum, komunitas kripto perlu mempercepat diskusi dan implementasi solusi keamanan kuantum, termasuk mengganti algoritma kriptografi yang rentan terhadap serangan kuantum dengan metode yang lebih tahan terhadap ancaman ini.