Jakarta, Pintu News – CEO Tether, Paolo Ardoino, menyuarakan kekhawatiran bahwa regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) yang diberlakukan oleh Uni Eropa dapat menimbulkan risiko sistemik tidak hanya bagi stablecoin, tetapi juga untuk sistem perbankan secara keseluruhan.
Dalam wawancara eksklusif dengan Cointelegraph, Ardoino menyatakan bahwa alih-alih memperkuat sistem, regulasi ini justru menciptakan risiko yang sangat besar. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Regulasi MiCA, yang mulai berlaku pada 30 Juni 2024, memberlakukan pembatasan ketat pada operasi stablecoin di seluruh Area Ekonomi Eropa. Salah satu ketentuan utama adalah kewajiban bagi penerbit stablecoin untuk menahan setidaknya 60% dari cadangan mereka di rekening bank yang berada di Uni Eropa.
Ardoino menyoroti bahwa institusi keuangan, termasuk bank, sering beroperasi dengan model perbankan cadangan fraksional, di mana hanya sebagian kecil dari deposito yang tersedia untuk penarikan kapan saja, sehingga rentan terhadap bank run.
Ardoino juga menunjukkan bahwa deposito tunai di bank-bank Uni Eropa hanya diasuransikan hingga $100.000, jumlah yang ia anggap tidak memadai untuk penerbit stablecoin besar seperti Tether.
Baca Juga: Foxy (FOXY): Token Crypto yang Menggebrak Dunia dengan Sentuhan Budaya
Ia menyebutkan contoh kolapsnya Silicon Valley Bank pada tahun 2023 sebagai peringatan akan potensi bahaya dari model ini. Saat itu, bank tersebut memegang cadangan substansial dari USD Coin USDC" class="news-token" style="display:inline-block" href="/market/usdc">(USDC), yang menyebabkan depegging dari stablecoin tersebut ketika terjadi bank run.
Dalam penjelasannya, Ardoino menyatakan bahwa kolapsnya Silicon Valley Bank hampir menyebabkan kegagalan bagi salah satu pesaing utama Tether. Situasi ini, menurutnya, merupakan contoh nyata mengapa regulasi MiCA dapat menjadi ide yang buruk jika diterapkan secara tidak hati-hati.
Ardoino memperingatkan bahwa ketergantungan yang besar pada sistem perbankan tradisional, yang rentan terhadap bank run, dapat menyebabkan instabilitas yang lebih luas dalam sistem keuangan.
Baca Juga: Wormhole (W): Jembatan Antar Blockchain yang Membuka Dunia Baru
Dengan semakin ketatnya regulasi dan persyaratan yang diberlakukan oleh MiCA, Ardoino memperingatkan bahwa para penerbit stablecoin mungkin perlu mencari solusi alternatif untuk mengelola risiko ini, terutama dalam konteks cadangan yang disimpan di bank-bank Uni Eropa. Hal ini bisa melibatkan peningkatan diversifikasi atau mencari cara lain untuk memastikan kestabilan dan keandalan stablecoin di bawah regulasi baru.
Kesimpulan
Kekhawatiran yang disampaikan oleh CEO Tether ini menunjukkan potensi risiko dari regulasi MiCA terhadap stabilitas sistem keuangan, khususnya bagi stablecoin dan sistem perbankan tradisional.
Dengan adanya contoh konkret seperti kolapsnya Silicon Valley Bank, penting bagi regulator dan pelaku industri untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari regulasi ini dan mencari cara untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi