Jakarta, Pintu News – Arbitrum DAO baru-baru ini meloloskan proposal penting yang bertujuan untuk meningkatkan utilitas dan keamanan token ARB.
Proposal yang didukung oleh 91% dari lebih dari 25.000 peserta dalam pemungutan suara on-chain ini memperkenalkan mekanisme staking baru yang menjanjikan peningkatan keamanan tata kelola dan nilai token.
Proposal yang disetujui memungkinkan pemegang token ARB untuk melakukan staking dan delegasi token mereka sebagai imbalan atas token staked ARB yang cair, yang dikenal sebagai stARB.
Baca juga: Optimism (OP) Hentikan Permissionless Fraud Proof: Hard Fork ‘Granite’ Siap Diluncurkan!
Token stARB akan mewakili ARB yang distake dan menawarkan beberapa manfaat, termasuk auto-compounding reward, opsi untuk restaking, serta kompatibilitas dengan aplikasi keuangan terdesentralisasi DEFI" class="news-token" style="display:inline-block" href="/market/defi">(DEFI).
Meskipun proposal ini memberi Arbitrum DAO opsi untuk mengaktifkan distribusi biaya kepada staker ARB, versi saat ini belum mencakup fitur ini, yang dikenal sebagai “fee switch.” Ini mungkin menunjukkan bahwa DAO sedang mempertimbangkan untuk mengimplementasikan distribusi biaya di kemudian hari.
Proposal ini, yang dipresentasikan oleh Chief Revenue Officer Tally, 0xFrisson, menyoroti masalah mendesak dengan struktur token ARB saat ini.
Kurang dari 1% token ARB yang digunakan secara aktif di jaringan, dan hanya 10% yang terlibat dalam tata kelola. Sistem baru ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan ini dengan menyelaraskan insentif dan meningkatkan partisipasi aktif.
Sistem ini akan memanfaatkan skor Karma untuk mendefinisikan “delegasi aktif.” Skor ini akan menggabungkan statistik pemungutan suara Snapshot, aktivitas on-chain, dan keterlibatan forum.
Arbitrum DAO akan memiliki kewenangan untuk menyesuaikan formula skor Karma dan menetapkan skor minimum yang diperlukan agar delegasi memenuhi syarat untuk reward staking.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas tata kelola dan mencegah potensi serangan terhadap kas Arbitrum, yang menyimpan lebih dari 16 juta ETH dalam biaya surplus.
Staking stARB ke dalam restaking, DeFi, atau kontrak pintar bursa terpusat yang tidak mempertahankan rasio delegasi 1:1 akan memicu pengembalian kekuatan suara ke DAO.
Mekanisme ini memastikan bahwa DAO mempertahankan kontrol atas bagaimana kekuatan suara didistribusikan ulang, sehingga meningkatkan keamanan secara keseluruhan.
Baca juga: Prediksi Bull Market Kripto 2025: Inilah 5 Altcoin Teratas yang Siap Melonjak!
Lebih lanjut, proposal ini juga menjabarkan strategi implementasi modular, memungkinkan peningkatan dan integrasi di masa depan dengan sistem staking lainnya. Fleksibilitas ini diklaim memastikan adaptabilitas jangka panjang dari protokol Arbitrum saat berkembang.
Sejak diluncurkan pada Maret 2023, ARB mengalami fluktuasi harga yang signifikan. Meskipun telah mencapai puncak $2,20 pada Januari 2024, saat ini (19/8/24) ARB diperdagangkan di sekitar $0.5391 atau setara dengan Rp8.414, lebih dari 50% di bawah harga peluncurannya.
Meskipun demikian, Arbitrum tetap menjadi solusi Layer 2 (L2) Ethereum terbesar berdasarkan total nilai terkunci (TVL), dengan lebih dari $2,7 miliar dalam TVL.
Secara keseluruhan, proposal staking baru ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan komunitas, meningkatkan keamanan jaringan, dan membantu mengembalikan nilai token ARB ke level yang lebih tinggi.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: