Jakarta, Pintu News – September sering kali menjadi bulan yang sulit bagi Bitcoin, dengan sejarah menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Namun, ada harapan bahwa tahun ini, Bitcoin bisa mematahkan kutukan September dan melampaui ekspektasi pasar. Dalam artikel ini, kita akan membahas tren historis, data on-chain terbaru, dan faktor-faktor eksternal yang mungkin memengaruhi harga Bitcoin ke depan.
Secara historis, September adalah bulan yang penuh tantangan bagi Bitcoin. Data menunjukkan bahwa sejak 2013, hanya tiga kali Bitcoin berhasil mencatatkan kenaikan di bulan ini, yaitu pada tahun 2015, 2016, dan 2023. Sementara tahun-tahun lainnya menunjukkan penurunan signifikan.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan pasar tradisional dan ketidakpastian ekonomi global. Namun, di tengah latar belakang historis yang bearish ini, ada tanda-tanda bahwa tren ini mungkin berubah. Data terbaru dari CoinGlass mengindikasikan potensi kebangkitan Bitcoin, meskipun risiko tetap ada.
Baca Juga: 4 Altcoin yang Berpotensi Cetak Rekor Tertinggi Baru di September 2024
Laporan dari Santiment, firma analitik on-chain, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan di pasar kripto, meskipun pasar tradisional sedang lesu. Data tersebut menunjukkan bahwa Bitcoin mulai menunjukkan pertumbuhan yang tidak bergantung pada pasar ekuitas, menandakan kekuatan sektor kripto.
Penurunan rasio Sharpe jangka pendek juga dapat menjadi sinyal pemulihan bagi investor yang memiliki pandangan bullish, sementara para trader bearish mungkin melihatnya sebagai pertanda volatilitas yang berkelanjutan. Interpretasi yang beragam ini menambah spekulasi bahwa Bitcoin mungkin akan menentang tren penurunan September yang biasa terjadi.
Di sisi lain, aktivitas paus Bitcoin yang meningkat juga menjadi sinyal positif bagi pasar. Trader besar mulai mengakumulasi Bitcoin, yang bisa menjadi pertanda bahwa mereka mengantisipasi kenaikan harga di masa depan.
Pasar kripto, termasuk Bitcoin, berpotensi mendapatkan dorongan dari rencana pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Bank sentral AS diharapkan untuk mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September ini, seiring dengan penurunan data inflasi terbaru.
Pemotongan suku bunga biasanya meningkatkan sentimen pasar dan mendorong minat investor terhadap aset berisiko seperti kripto. Dalam konteks ini, penurunan suku bunga dapat mengalihkan fokus pasar ke aset digital, yang pada gilirannya dapat menguntungkan Bitcoin dengan potensi kenaikan harga.
Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama dengan data pekerjaan AS yang akan datang, yang bisa memberikan wawasan lebih lanjut mengenai sikap Fed di masa mendatang.
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di kisaran Rp906.290.395 dengan volume perdagangan yang melonjak sebesar 27% menjadi Rp428 triliun. Meskipun ada volatilitas pasar, tren saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin memiliki peluang untuk mematahkan tren negatif September.
Namun, para investor harus tetap waspada terhadap potensi tekanan turun yang mungkin memberikan kesempatan “buy-the-dip” bagi mereka yang ingin memanfaatkan volatilitas pasar. Dengan mengamati tren teknikal dan analisis pasar, ada potensi bahwa Bitcoin bisa melampaui level Rp1,297 miliar dalam waktu dekat, asalkan momentum tetap terjaga.
Baca Juga: Shiba Inu Diprediksi Meroket 100.000%, Bitcoin 420%!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer: Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: