Jakarta, Pintu News – Baru-baru ini, analis dari Bitfinex melaporkan bahwa Bitcoin dapat mencapai zona pertengahan $40.000 (Rp618.562.000) pada bulan September 2024 setelah adanya pemotongan suku bunga di AS.
Pada siklus pemotongan suku bunga agresif terakhir di tahun 2019, BTC turun hingga 50% setelah The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga.
Melalui postingan X pada 2 September 2024, Bitfinex menyatakan bahwa Bitcoin berpotensi mengalami penurunan sekitar 15-20% setelah pemotongan suku bunga.
Baca juga: Siap-siap! Peristiwa Besar ini Berpotensi Mempengaruhi Pasar Kripto di Bulan September
Namun, para analis menekankan bahwa kondisi saat ini berbeda, karena Bitcoin telah mengalami dua peristiwa halving dan ekonomi dunia tidak sedang menghadapi pandemi global.
“Meskipun demikian, jika kita menerapkan logika yang sama pada situasi saat ini, penurunan 15-20% dari harga Bitcoin pada saat pemotongan suku bunga bisa diantisipasi,” tambah mereka.
Dengan asumsi harga Bitcoin (BTC) berada di sekitar $60.000 (Rp927.843.000) sebelum suku bunga dipotong, ini akan menempatkan potensi harga terendah antara level rendah $50.000 (Rp773.202.500) dan $40.000 (Rp618.562.000).
Perlu dicatat, analis Bitfinex menekankan bahwa angka ini bukanlah spekulasi sembarangan, karena mereka mempertimbangkan kondisi makroekonomi yang terus berkembang. Ini menunjukkan bahwa prediksi tersebut didasarkan pada analisis yang mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi harga BTC.
Lebih lanjut, analis memprediksi bahwa pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin bisa memicu tren kenaikan bertahap untuk Bitcoin setelah adanya aksi “sell-the-news”.
Skenario ini menunjukkan keyakinan The Fed terhadap ketahanan ekonomi, yang dapat menyebabkan apresiasi harga jangka panjang karena ketakutan akan resesi mereda.
Sebaliknya, pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin mungkin memicu lonjakan langsung hingga 8% pada harga Bitcoin, karena ekspektasi likuiditas yang meningkat.
Namun, lonjakan ini bisa bersifat sementara dan diikuti oleh koreksi, mencerminkan kejadian sebelumnya di mana pemotongan suku bunga yang agresif awalnya meningkatkan harga aset sebelum ketidakpastian ekonomi menekan keuntungan.
Selain itu, data historis menunjukkan bahwa rata-rata pengembalian Bitcoin di bulan September adalah -4,78% sejak 2013, dengan penurunan tertinggi hingga terendah sekitar 24,6% sejak 2014.
Volatilitas tersebut sering dikaitkan dengan peningkatan aktivitas perdagangan yang dipengaruhi oleh manusia, karena manajer dana kembali dari liburan musim panas.
Meskipun potensi pemotongan suku bunga menambah kompleksitas dalam prediksi pasar, analis mencatat bahwa ketika bulan Agustus berakhir dengan penurunan, terkadang September memberikan pengembalian positif, yang menantang asumsi bahwa bulan tersebut akan bearish.
Meski ada kehati-hatian jangka pendek, terutama mengingat volatilitas historis September, analis Bitfinex tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin.
Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan potensi pemotongan suku bunga diharapkan menjadi peristiwa penting bagi Bitcoin dan pasar kripto secara umum.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: