Jakarta, Pintu News – Bitcoin berhasil menembus level psikologis Rp1,6 miliar ($100.000) pada awal minggu ini, mengakhiri pergerakan sideways selama 11 hari. Meskipun lonjakan ini memicu antusiasme di pasar kripto, beberapa analis dan pedagang tetap waspada, mengantisipasi kemungkinan koreksi pasar.
Harga Bitcoin melonjak 3,91% pada Senin, naik dari Rp1,58 miliar ($98.340) menjadi Rp1,65 miliar ($102.185). Namun, Bitcoin menghadapi resistensi pada level Fibonacci retracement 161,8% di Rp1,65 miliar ($102.306), yang sering menjadi titik pembalikan harga. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa reli ini mungkin diikuti oleh koreksi.
Baca Juga: Dominasi Bitcoin Mengalami Death Cross: Altcoin dan Memecoin Berebut Spotlight (8/1/25)
Adam, seorang analis dari TradingRiot, mencatat bahwa lonjakan harga Bitcoin baru-baru ini disertai peningkatan signifikan dalam open interest (OI). Menurutnya, lonjakan OI dalam waktu singkat sering kali menggoyahkan posisi pembeli atau penjual sebelum harga melanjutkan tren.
Analis dari BluntzCapital mengamati bahwa indeks dolar AS (DXY) tampaknya telah mencapai puncaknya setelah reli tiga bulan. DXY diperkirakan akan turun di bawah 99, yang secara historis baik untuk aset berisiko seperti Bitcoin. Namun, analis ini tetap hati-hati, mencatat bahwa Bitcoin dan pasar ekuitas tetap stabil selama reli DXY, sebuah dinamika yang tidak biasa.
ImmortalCrypto, analis lain, mengacu pada pola fraktal “awal tahun” yang menunjukkan bahwa harga Bitcoin mungkin akan turun terlebih dahulu sebelum reli besar. Berdasarkan pola ini, Bitcoin perlu “menyapu” level terendah Desember 2024 sebelum memulai tren naik yang signifikan. Pola serupa telah terjadi hampir setiap bulan sejak Mei 2024.
Jika Bitcoin mengalami koreksi seperti yang diprediksi banyak analis, hal ini dapat memicu likuidasi besar-besaran di pasar kripto. Altcoin seperti Ai16z, Worldcoin , dan Render (RENDR), yang baru-baru ini melonjak akibat reli Bitcoin, dapat kehilangan sebagian besar keuntungannya. Pada hari Senin, reli Bitcoin menghapus $130 juta posisi pendek, tetapi tren sebaliknya dapat terjadi jika Bitcoin mulai turun.
Meskipun lonjakan harga Bitcoin ke Rp1,6 miliar ($100.000) memberikan harapan baru, pedagang tetap berhati-hati. Lonjakan open interest, kemungkinan koreksi DXY, dan pola fraktal awal tahun menjadi faktor utama yang mendorong sikap hati-hati ini. Dengan kondisi pasar yang terus berkembang, pemantauan pergerakan harga Bitcoin tetap menjadi kunci untuk memahami dampaknya terhadap pasar kripto secara keseluruhan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp1,6 Miliar: Apa Langkah Berikutnya? (8/1/25)
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.